Rani memastikan jika ia memang tak berada di Evernesia. Itu semua hanya mimpi buruk, ya, efek kelelahan setelah perjalanan panjang seharian.
Ia keluar dari kamar, hanya mengenakan gaun tidur saja. Lorong-lorong main mansion lebih gelap dari biasanya, keluarga itu pasti sudah beristirahat di kamar mereka masing-masing. Dalam rasa penasarannya, Rani melangkah menjelajahi koridor panjang itu sesuka hati, ke mana ia ingin melangkah.
Ia naik ke lantai dua melalui tangga besar berkarpet tebal, menuju koridor yang tampaknya menuju ruang-ruang tidur utama. Salah satu pintu kamar tidur yang tidak tertutup sempurna menarik perhatiannya.
Ia mendekat, mengendap-endap dalam rasa penasaran. Terdengar olehnya beberapa erangan sepasang manusa.
Astaga, apakah itu... Suara-suara keduanya Rani sangat kenal, tuan rumah dan nyonya rumahnya.
Suara dua manusia yang sedang bercumbu mesra. Suara wanita lebih mendominasi, sedikit berisik. Suara pria hanya terdengar sesekali.
Orion... Rani tak pernah merasa begitu malu. Ia tahu, mereka berdua memang pengantin baru dan sangat wajar jika pada jam-jam seperti ini melakukan hal yang biasa terjadi di ranjang.
Namun ia begitu penasaran, sehingga diberanikannya dirinya untuk mengintip melalui pintu yang setengah terbuka itu!
Suasana temaram, namun cukup untuk memyuguhkan pemandangan yang tak terduga. Di atas sebuah ranjang besar, Lady Rosemary Delucas terbaring nyaris tanpa sehelai benangpun. Hanya stoking berjaring-jaring hitam menutupi kakinya hingga pangkal paha. Matanya tertutup sehelai kain merah. Tubuh polosnya langsing, padat berisi, masih begitu indah untuk wanita berusia empat puluhan.
Di dekatnya, tentu saja Orion, sama-sama tak mengenakan apapun kecuali celana pendek hitam ketat dengan ujung menonjol yang membuat Rani seketika jengah sendiri.
Si pemuda tampaknya sedang menuruti yang wanitanya inginkan. Sesekali Lady Rose merintih, kelihatannya apa yang Orion lakukan padanya sangat menyenangkan.
Uh, kira-kira apa yang mereka sedang lakukan?
Sebenarnya Maharani tak ingin melihat dan mendengar semua itu. Tak ayal ia terlanjur mengetahuinya, tak bisa lagi menahan-nahan rasa penasarannya.
Seumur umur ia belum pernah menonton satu pun film dewasa, bahkan sinetron dan Drama Khoreya-Everiental saja tak pernah sempat disaksikannya. Namun adegan tak terduga yang tersaji dan tak sengaja diketahuinya telah membuat insting terpendamnya membara.
Orion, I don't know why, but honestly, I want you too!
Sementara sebuah perasaan lain berkecamuk dalam hatinya, antara kesal, marah, dan...