"Oh my God. Astaga. Please, jangan katakan kita semua mulai saat ini harus segera kembali mengenakan masker kemanapun seperti beberapa tahun silam!" celetuk seorang pelanggan lokal yang menonton siaran berita breaking news di sisi Orion dan Maharani.
"Kali ini sepertinya bisa-bisa jauh lebih gawat dari itu. Infeksi tak dikenal kali ini konon juga airborne, juga sepertinya, in my humble opinion, akan jauh, jauh lebih berbahaya! Kelihatannya ada sesuatu yang lebih dari sekadar airborne atau menular," tambah rekan di sisinya.
Orion dan Maharani masih terdiam, berusaha mencerna dalam benak semua hal mencekam yang disampaikan pembawa berita itu. Perlu memastikan bahwa itu bukan hoaks, Orion mengingatkan diri untuk memeriksa internet sesempatnya. Pemuda itu bukan orang yang mudah percaya pada satu sumber berita saja. Ia akan melakukan cross check dengan sumber lainnya sebelum mengambil keputusan. Apalagi sekarang ia adalah suami seorang pemilik kompleks, sedikit banyak merasa ikut bertanggung jawab bersama istrinya.
"Pharez, Everance, jaraknya memang tak terlalu dekat dari Chestertown. Namun ingat, pandemi virus pernapasan yang berawal dari kota Everiental itu dulu juga menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia Ever!" Orion merenungkan sambil bertutur sedih, "Ayahku meninggal dunia karena terinfeksi. Beliau mengeluhkan sesak napas, membutuhkan bertabung-tabung oksigen murni. Selang beberapa hari saturasinya menurun drastis, nyawanya pun tak tertolong. Ibuku hingga saat ini masih sangat berduka karenanya. Demikian pula aku. Perlahan kami mencoba bangkit."
"Oh, Orion. That's so bad. So sorry for your loss. Ya, aku pun masih ingat, beberapa keluarga besarku di Evernesia juga terkena penyakit dari virus mematikan itu. Penduduk Viabata yang berjumlah belasan juta jiwa juga dilanda ketakutan, kota kami sempat masuk zona merah. Pasokan tabung oksigen menipis, kamar-kamar rumah sakit baik ruang biasa maupun ICU penuh sesak. Rumah sakit darurat didirikan, ribuan orang menghuninya. Total hampir satu juta jiwa di Evernesia terenggut, lahan pemakaman pernah hampir penuh. Setiap hari, ada pemakaman. Kami jadi super berhati-hati karenanya. Protokol kesehatan harus dilakukan setiap saat." kenang Maharani, pahit.
"It's okay, thanks for your concern. Ya, pandemi itu sangat memilukan. Anyway, kurasa kita harus segera pulang ke kompleks. Hal genting ini harus buru-buru dirapatkan bersama seluruh penghuni kediaman Delucas. Walau belum tentu apa yang terjadi di Everance pasti akan terjadi di negeri ini, kita harus bersiaga dengan semua kemungkinan terburuk! Mungkin menyetok bahan makanan yang tak dapat kita produksi sendiri? Sayangnya, kita tak bisa membeli begitu saja tanpa seizin Lady Rose..."
Orion segera membayar semua belanjaannya, juga belanjaan Rani. Pemuda itu sepertinya sadar jika waktu mereka tidak banyak lagi. Mereka terburu-buru keluar dari toko menuju mobil.
"Rani, aku ingin kita semua segera pulang dahulu, sepertinya Lady Rosemary akan marah besar jika ketahuan bahwa kau dan aku tanpa seizinnya telah..."