Orion X Onion

Orion Lumira
Chapter #1

Kecewa

“Mampus gue.”

Itu kalimat terakhir yang terlintas saat kemampuan bernafasku hilang. Padahal organ tubuhku berfungsi normal, tapi nafasku langsung tercekat, saat kaki kehilangan pijakannya.

Tanganku berusaha menggapai tembok yang hanya berjarak 5 senti meter, tapi tubuhku meluncur cepat, aku tak bisa meraih apapun untuk mencegah tarikan gravitasi. Tiba tiba saja tembok di hadapanku berganti dengan kilasan kejadian hidup, ibarat tayangan film.

Ada Papa yang sedang tersenyum menggendongku. Ada raut Mama yang cemas saat mengelap luka pertama di lututku. Ada tanganku yang gemetar saat sepedaku meluncur masuk ke got. Ada pemandangan langit biru yang indah, serta teman temanku yang terlihat amat kecil, dari atap rumah. Aku juga melihat gelas yang terjatuh dari tanganku, yang kemudian tertutup ragam wajah teman sekelas saat aku harus menyebutkan seluruh perkalian dua belas. Aku melihat bahu Papa yang menggendongku saat aku berpura-pura tertidur di mobil, juga wajah Ibu guru yang mengusirku keluar kelas dengan lemparan buku. Ternyata empat belas tahun itu lewat begitu saja, dan aku menyesali pilihan bodohku sekian detik yang lalu.

Aku sungguh tidak pernah menginginkan akhir dari hidupku seperti ini, tapi aku sadar, aku tidak punya jalan untuk menyelamatkan diri.

Tubuhku terasa semakin dekat menuju dasar, saat hidungku berhasil menarik udara. Kuhirup sebanyak banyaknya oksigen dalam sekali tarikan, lalu kupejamkan mata, aku pasrah.

“Ma, Pa, maafin Riri….”

BRAAAKKKKK. PRANG. KRASSSSSSSHHHHH.

Riuh ramai benda pecah terhantam oleh tubuhku. Suaranya Ibarat mesin pencacah menggilas botol botol kaca. Telingaku mendengung merespon gaduh di sekitar. Lalu rasanya seluruh tubuhku kebas, kemudian hening. 

Apakah

Lihat selengkapnya