Orion X Onion

Orion Lumira
Chapter #5

Diam-diam

Sudah tiga bulan berlalu sejak aku dan Nadya bertukar cerita pada diary bersama. Ini cara yang cukup efektif dibandingkan telepon. Sebelum ada diary ini, Nadya sering meneleponku di malam hari, selama ber jam-jam. Kakaknya bekerja di perusahaan telekomunikasi sehingga ia mendapat akses tak terbatas untuk internet dan telepon, maka tagihan telepon bukan menjadi masalah baginya.

Tapi ritual saling berbincang di telepon ini membuat Mama sedikit sewot. Karena menurut Mama, nilai-nilaiku yang seringkali mentok di angka 6 adalah akibat kebiasaanku menelepon terlalu lama. Padahal, sering sekali Nadya mengajariku berbagai hal terkait pelajaran saat berbincang di telepon, otakku saja yang masih belum sanggup mengeluarkan kapasitas terbaiknya, setiap kali ulangan berlangsung. Sepertinya semua hal yang kuhapal dan kupahami, menguap begitu saja saat lembar ujian disajikan di atas mejaku.

Nadya membuka cerita pertama di diary kami tentang Evan. Kupikir cerita tentang Evan berakhir di halaman pertama saja. Ternyata, pada lembar-lembar berikutnya, ada saja cerita Nadya tentang Evan. Informasi tentang Evan terbuka lebar sejak Nadya mengetahui bahwa Evan ternyata satu SD dengan tetangga Nadya. Dari tetangganya itu, Nadya tau bahwa sejak SD, Evan jago bermain gitar, idola banyak murid perempuan, dan juga merupakan kapten tim basket sekolahnya. Aku merasa tidak perlu tau semua informasi itu, sepertinya perasaan sebal pada Evan sudah terlalu kuat, hingga apapun hal baik yang Nadya ceritakan, tak mempan untuk merubah pandanganku terhadapnya.

Nadya selalu bilang di akhir ceritanya, agar aku tak terlalu membenci Evan. Menurutnya, aku harus bisa melihat sisi lain dari seorang Evan. Tapi sepertinya tujuan Nadya menceritakan itu bukan hanya untuk membuatku dan Evan lebih ‘akur’. Aku curiga, Nadya diam diam menyukai Evan. Sesuatu yang agak sulit dia akui, sebab kami punya prinsip yang sama: tidak ingin jatuh cinta. 

Nadya pernah bilang, jatuh cinta beresiko membuat prestasi dan nilainya turun. Sedangkan aku sendiri, yang sudah jelas amat susah payah mencapai angka tujuh, perlu sadar diri. Untuk apa mengacaukan masa depan --yang sudah terlihat amat buram saat ini, dengan cerita cinta monyet. 

Lihat selengkapnya