Agustus, 2018.
Bagi beberapa penduduk Ormovida, Poppy’s Fall atau yang juga bisa disebut sebagai air terjun Poppy tidaklah menakutkan. Aslan salah satunya. Meskipun air terjun itu deras sekali, tapi Aslan sudah menganggap Poppy’s Fall adalah taman bermainnya. Aslan remaja sering menghabiskan waktu luangnya sepulang bersekolah dengan berenang di bawah air terjun ataupun memetik bunga Poppy merah yang tumbuh di sekitaran air terjun itu untuk ia jadikan sebagai pembatas buku-buku novel Agatha Christie favoritnya. Aslan memang begitu, senang menyendiri sejak menginjak usia awal remaja. Namun, sejak kehadiran Cain di kehidupanya, Aslan memiliki teman untuk lebih dari sekadar melatih kakinya dengan berenang di Knight River jernih yang dalamnya hampir setara dengan rumah dua lantai itu.
Cain adalah seorang bocah remaja yang penakut waktu itu. Ia enggan sekali ketika Aslan menyeretnya untuk ikut berenang bersamanya di sungai yang dalam itu. Aslan bilang, “Ayo, Cain! Knight River itu menyenangkan! Kalau kita berenang sambil membawa jala, maka kita bisa makan ikan Corpio[1]sehabis berenang. Kita tidak membutuhkan bumbu apapun untuk membakarnya. Rasa dagingnya sendiri sudah manis, kan? Kita juga bisa memakai sisik cangkangnya yang keras itu untuk membuat bros kumbang cantik. Lalu kita letakkan perhiasan itu di kristal bunga matahari milik Papa!” Katanya sambil berlari setelah berganti baju di lorong Roseworth House. Namun Cain tetap enggan. Ia tidak suka kegiatan yang berbahaya seperti itu. Terpaksa saja karena Pangeran Baldwin menyuruhnya untuk berenang dengan Aslan di Knight River agar badannya menjadi kuat.
Pesona kedua remaja yang baru berkembang itu terpancar pada matanya yang berbinar-binar menyambut petualangan baru. Pipi halus kemerahan yang tercium sinar matahari terik. Tertawa lepas. Poppy’s Fall telah menjadi saksi bisu betapa bahagianya mereka sebagai anak yang baru saja menginjak usia remaja saat itu. Membicarakan masa depan, membicarakan teori Newton sambil mencabuti sisik ikan Corpia sebelum membakarnya di pinggir sungai, mengagumi bentuk ikan Corpia yang bola matanya berwarna biru seperti bola mata milik Cain, lalu mendengar Oncle Durant berteriak-teriak menyuruh mereka untuk bergegas pulang karena hari sudah menjelang senja.
Seperti anak laki-laki kebanyakan, mereka berdua membuat Oncle Durant yang rambutnya masih tebal itu kebingungan karena berhasil sampai ke Roseworth tanpa diketahui. Aslan dan Cain membuat Oncle Durant dimarahi kembali oleh Putri Hannah saat mereka menghilang kembali. Tahu-tahu, mereka sudah kembali lagi ke Knight River dibawah sana. Cain menunggui Aslan mengumpulkan pecahan batuan meteor yang bersinar saat malam hari yang kabarnya ada di dekat sumber Poppy’s Fall. Kemudian Aslan mengumpulkannya di lemari sepatunya yang ia ubah menjadi tempatnya mengoleksi bebatuan.
Kini, mari kembali ke balkon aula Roseworth bersama Alana Sang Ratu, malam itu. Apa artinya kehilangan ketika semuanya sudah diambil darimu? Tidak ada artinya.
Tapi ia adalah Burung Cenderawasih, dan akan selamanya begitu. Ia akan bangkit lagi dan lagi, meski dari serpihan abu sekalipun. Tidak akan ada yang mampu mengambil sesuatu darinya lagi.
Alana menerima anak panahnya dari salah satu Phoenix, lalu mulai membidik pasukan misterius milik Pangeran Baldwin sambil dilindungi oleh robot-robot kecil yang bersusun dari sebuah tabung kecil menjadi perisai transparan itu, Wager namanya. Peluru-peluru kecil yang ditembakkan kearah Alana itu terpental seolah tak ingin berada di dekatnya. Gadis itu menunggu sampai peluru-peluru mereka habis baru setelah itu ia berencana untuk menembakkan anak-anak panah beracunnya. Gadis itu sangat membenci peluru. Mengingat ia pernah tertembak peluru milik Pangeran Baldwin di malam kecelakaan tol saat penjemputan Alana waktu itu. Jadi bukan tanpa alasan ia memilih anak panah beracun sebagai senjatanya untuk melawan.
Alana dan para Phoenix segera membidik pasukan misterius dengan tangkasnya dan melesatkannya hingga mereka jatuh lumpuh tak berdaya di aula itu. Pesta ini sudah jelas menjadi bencana.