ORMOVIDA: Sang Burung Cenderawasih Raja

Adin Suryaningrat
Chapter #2

PROLOG


Di dunia ini, ada orang-orang yang memikul rahasia-rahasia yang dimiliki oleh dunia, dan sangat teguh. Mereka bisa jadi adalah seorang yang sedang duduk terkantuk-kantuk di sebuah bus, atau seorang selebritis yang hidupnya terlihat mudah, mungkin seorang guru biasa di universitas, atau seorang renta yang biasa engkau remehkan kehadirannya.

Seorang kakek kaya raya duduk di sudut ruangan dekat poster film superhero masa kini, Captain America: Civil War. Dia berpenampilan unik dan nyentrik. Mungkin usianya sekitar 80 tahun. Kumisnya dipilin ke atas membentuk bulan sabit di kedua ujungnya. Tampaknya dia suka datang ke kafe ini karena perlu teman mengobrol.

Di usianya yang senja itu, bukankah seorang kakek harusnya banyak menghabiskan waktu di rumah?

Seorang pemuda miskin yang mungkin juga sama kesepiannya, bekerja paruh-waktu di kafe itu untuk menambah-nambah sumber penghasilan. Dia suka mendengarkan cerita-cerita unik dari negara-negara yang pernah dikunjungi kakek ini. Sambil mengelap gelas-gelas yang baru dicuci, si pemuda mendongak pada kakek, memulai pembicaraan.

“Hari ini ada cerita apa lagi, Opa?”

“Tergantung. Bagaimana perasaanmu hari ini?” jawabnya setelah menelan seteguk kopi yang tidak sedap.

“Aku merasa kesal dengan pemilik kafe ini. Banyak yang komplain biji kopinya tidak enak. Aku pun sudah memberitahunya, tapi dia malah mengancam untuk memecatku.”

Kakek itu mengangguk-angguk.

“Ya, aku setuju dengan kamu. Kopinya memang tidak enak,” ujarnya sambil menyeruput sedikit lagi. “Keluar sajalah dari sini!”

Si pemuda itu menahan tawa.

“Lalu aku makan dari mana, dong?”

Lihat selengkapnya