ORPHIC!

Pinklaf
Chapter #2

2. Makhluk Serba Benar

“Kenapa ya anak muda zaman sekarang teh aneh-aneh.”

—Fina Nugrahanisa

A B C D E

Waktu bersantainya kacau. Marvelo memijat pangkal hidung. Perkataan bodoh Ariana masih tergiang dengan jelas. 

"Cewek pe'a." Dia mengintip kembali, mendapati lampu kamar Ariana sudah dimatikan. Aneh, apa Ariana langsung tidur setelah dia tolak?

Ah, memilih tidak peduli dan angkat tangan lebih baik. 

Berurusan dengan makhluk berjenis Ariana sangat merepotkan. Untung saja Ariana tidak terfragmentasi—membelah diri, menciptakan ratusan Ariana lain yang membuat Marvelo mati muda. 

Membayangkan satu Ariana menyengir lebar saja mengerikan.

Orang tua mereka sudah sangat dekat, jauh sebelum cerita ini dimulai. Marvelo dan Ariana memang ditakdirkan berteman sejak zaman zigot. Boro-boro Marvelo memilih opsi tidak ingin mengenal Ariana: si utusan makhluk abnormal yang eksistensinya dapat memporak-porandakan dunia. Mendinginkan mahluk itu saja sangat sulit. 

Maklum, bucinnya kronis.

"Gue lama-lama bisa kena sakit jiwa." Kelopak matanya terpejam erat. "Tapi gue bakal lebih gila kalo Ariana pergi."

Benar bukan, cinta membuat seseorang lupa mana yang waras dan gila.

Ponsel kembali berdering. Marvelo mengerutkan dahi melihat mamanya menghubungi tengah malam begini. Mereka tinggal seatap, tapi kenapa memanggil saja harus telepon?

"Ma—"

"Kamu teh turun sekarang!"

Lihat selengkapnya