Blurb
"Aku ke Bali ngapain, bu?" tanyaku.
"Kamu awasi bapak." Jawab ibu.
Aku dengar jawaban ibu. Aku paham maksudnya. Ibu ingin aku jadi mata-mata bapakku sendiri. Tetap saja aku bertanya, "Maksud ibu?"
Bukannya aku tidak mengerti, sebenarnya.
"Kamu awasi bapakmu. Cek dengan siapa saja dia main disana. Kemana saja. Ngapain saja." Ibu menjawab sambil mengecek kembali isi tas koper yang disiapkanya untukku. Seolah penting baginya segala perlengkapanku untuk menjadi mata-matanya lengkap, tapi tak penting baginya untuk duduk dan menatapku dan meneliti perasaan apa yang kusimpan dibaliknya bukanlah prioritas.