"Pagi buta seperti ini, apa ada yang sudah pergi sekolah tidak, yah?" tanyaku seorang diri, ditengah perjalanan ke sekolah, pagi buta.
Aku hanya terus melanjutkan langkahku menuju gedung sekolah. Ngomong ngomong, ini hari senin, dan aku benci itu. Lagi lagi upacara, aku akan terus berdiri hingga kakiku rasanya ingin copot. Aku sengaja melambatkan langkah kakiku, agar bisa menyimpan tenaga untuk berdiri dua jam lebih saat upacara nanti.
Dan, sampailah aku dengan cepat di depan gerbang gedung sekolah. Yah, sekolahku lumayan besar dan mahal, sih. Sampai sekarang orang tuaku belum pulang juga dari thailand, untuk mencari uang untukku dan keluarga. Jadi, aku dititip di kost secara gratis, karena pemiliknya ialah bibiku sendiri. Syukurlah.
Aku kembali memasuki gerbang sekolah, kemudian melewati lorong sekolah, menaiki tangga menuju lantai 3. Yah, disitu kelasku berada, kelas 1-B. Bersama orang dengan harta kekuasaan yang melimpah, yang aku jumpai kemarin, Dinda. Gara gara dia, aku tida bisa beli aksesoris anime......
Walaupun aku sudah punya banyak, tapi selalu keluar jenis baru dan baru terus menerus. Selalu menarik hatiku untuk kubeli. Tapi, sekarang toko itu sudah digusur dan diganti dengan toko kpop merchandise. Yah, itu ulahnya Dinda, dengan harta keluarganya.
Kemudian, aku duduk di kelas, tepatnya di barisan paling belakang bagian tengah. Sudah biasa aku menyendiri dan tidak ditemani, itu sih tidak masalah besar bagiku. Selama aku bisa membaca novel terjemahan dari Jepang ini, novel yang baru aku beli seminggu lalu, dan sudah aku baca dua kali tanpa bosan.
Aku mengambil novel tersebut dari tas ranselku, dan kemudian mulai membacanya berulang kali. Novel itu cukup terkenal, judulnya "Your Name", bahasa Jepangnya "Kimi No Nawa". Sebenarnya, ceritanya romantis tapi menurutku menarik, karena dibumbui genre supernatural juga.
"Kring..... Kring... Kring... " tiba tiba bel listrik berbunyi. Pelajaran segera dimulai, padahal aku masih ingin membaca novel ini. Eh, ternyata guru pelajaran pertama sudah masuk saja, karena tak ingin disita, aku menaruh kembali novelku didalam tas ranselku.
Selanjutnya, kami sekelas melakukan kebiasaan kami seperti biasa. Upacara bendera, masuk ke kelas, berdo'a, kemudian masuk ke pelajaran. Tapi hari ini berbeda, tiba tiba Ibu Guru kekuar kelas sebentar dan membawa masuk seseorang yang pernah aku lihat sebelumnya. Pria remaja, tinggi, putih, ideal dan tampan. Ternyata, itu Haru. Teman baruku yang baru saja kemarin bertemu di kebun dekat kost tempatku.
"Eh? Itu kan? Haru?!" ujarku kaget, tak percaya.
Wajar aku tidak percaya, karena bisa kutebak ia menjadi murid baru di sekolah ini, sekaligus di kelas yang sama denganku. Ibu guru mulai memperkenalkan Haru, sebelum pelajaran dimulai.
"Baiklah, anak anak! Hari ini kita kedatangan murid baru dari Jepang, ia sudah jauh jauh kesini, jadi hargai dia dan jangan bully dia! Haru, silahkan, perkenalkan dirimu," ujar Bu Guru.
"Eh, anu, perkenalkan, namaku Haru Hideyoshi, aku murid baru disini. Onegaisimasu!" ujar Haru.
Karena hanya barisan belakang yang kosong, tepatnya bagku disebelahku. Disitulah Haru diduduki sebagai murid baru. Yah, aku sedikit tenang sih, ada teman di sebelahku. Aku menyambut Haru dengan senag dan semangat.