Yunho mengerjapkan matanya. Ia tengok jam di handphonenya. Baru pukul 3 Pagi. Dia seperti mendengar seseorang menangis terisak-isak. Dan benar saja, Jiyeol sedang menangis di atas tempat tidur nya. Jiyeol menutup wajahnya dengan bantal berusaha agar suara tangisnya tidak didengar oleh Yunho. Tapi sayangnya, Yunho sudah menyadari hal itu lalu Yunho pun mendekat ke arah Jiyeol.
“Kau kenapa?”, Tanya Yunho sambil membelai rambut Jiyeol dengan pelan. Jiyeol tidak menjawab pertanyaan Yunho melainkan tangisnya makin pecah.
“Tenanglah. Ada aku disini. Kau tidak perlu khawatir”, ucap Yunho menenangkan hati Jiyeol.
Jiyeol pelan-pelan melepaskan bantal yang Ia pakai untuk menutupi wajahnya. Wajahnya sudah basah dengan airmata. Dia masih terisak, tidak berani menatap Yunho.
“Aku benar-benar rindu sekali pada Ibu, Ayah dan Hara”, Jiyeol menatap Yunho dengan wajah sendu.
“Aku tahu”, Yunho tersenyum lalu tanpa sadar Yunho merengkuh pundak Jiyeol dan membawa Jiyeol ke dalam pelukannya untuk menenangkan Jiyeol.
Jiyeol pun hanyut dalam kesedihannya dan bersandar didada bidang Yunho. Jiyeol merasa nyaman, Ia yakin sekali bahwa Yunho akan dapat membantunya kembali bertemu dengan keluarganya. Jiyeol merasakan ada perasaan yang tumbuh dalam hatinya. Merasa nyaman bersama dengan Yunho membuat hati Jiyeol berdebar-debar, cinta tumbuh didalam hati Jiyeol. Tapi bagaimana dengan pria yang ingin Ia temui?
Tangis Jiyeol mulai mereda, Ia mengusap airmatanya yang sudah membanjiri wajah cantiknya itu. Yunho melepaskan pelukan nya dan tersenyum. Jiyeol mulai bingung sekarang dengan perasaannya sendiri.
“Hari ini, aku tidak mata kuliah. Jadi teman-teman akan datang ke rumah. Bagaimana?”, Tanya Yunho yang sudah beranjak dari tempat tidur.
“Maksudmu?”, Tanya Jiyeol tidak mengerti.
“Maksudku, kau pasti akan senang jika mereka datang. Ya ganggulah mereka semaumu agar kau merasa lebih baik”, Yunho menyeringai.
“Ya! Kau jahat juga ya”, ledek Jiyeol.
Setiap hari libur, ketiga sahabat Yunho itu memang selalu datang ke rumahnya. Pertama, karena Yunho memang tidak pernah mau keluar rumah ketika hari libur. Kedua, masakan ibu Yunho itu sangat lezat, itulah yang dikatakan Changmin. Ibu Yunho juga selalu merasa senang jika sahabat-sahabat Yunho itu datang ke rumah, Ia sudah menganggap mereka sebagai keluarga. Karena Ibu-Ibu mereka pun juga dekat satu sama lain.
*****
Pukul 11 Siang, Jae, Junsu dan juga Changmin sampai di rumah Yunho. Ibu Yunho lalu mempersilahkan mereka masuk dan menyiapkan cemilan atau makanan ringan yang membuat mereka tentu saja senang bukan main.
“Bibi, memang selalu tahu kesukaanku”, puji Changmin pada Ibu Yunho.
“Ya! Apapun yang disuguhkan, kau selalu berkata seperti itu”, Junsu mendengus kesal.
“Sudah sudah, kau kan tahu Changmin pemakan segalanya”, Jae menimpali. Changmin hanya memeletkan lidahnya.
Jiyeol yang melihat pemandangan itu, tersenyum. Ternyata para pria juga bisa memiliki sahabat yang menyenangkan. Pikir Jiyeol. Changmin memang selalu menjadi sahabat yang lucu walaupun terkadang menyebalkan juga. Junsu bisa menghibur semua nya dan yang pasti hanya dia yang bisa digoda. Sedangkan Jae sahabat yang peka, apa yang terjadi pada yang lain dia akan selalu tahu dan dia adalah pria yang jago memasak.
“Bibi, sedang masak apa? Biar aku bantu”, Tanya Jae bersemangat. Ibu Yunho hanya tersenyum lalu pergi ke dapur diikuti oleh Jae.
Sedangkan Changmin dan Junsu sedang memperebutkan cemilan yang ada pada satu piring besar dibawa oleh Changmin. Mereka berlari-larian menuju kamar Yunho dilantai atas. Jiyeol hanya tersenyum melihat tingkah mereka yang kekanak-kanakan.
“Senang?”, Tanya Yunho yang sedari tadi melihat Jiyeol tersenyum.
“Iya. Kenapa sih mereka lucu sekali? Pasti sangat menyenangkan jika berteman dengan mereka”, ucap Jiyeol dengan senyum yang sumringah.
“Syukurlah jika kau senang”, ucap Yunho dengan suara datar dan wajah tanpa ekpresi lalu pergi begitu saja meninggalkan Jiyeol yang kebingungan.
“Ya! Ada apa? Kenapa tiba-tiba begitu?”, Tanya Jiyeol berjalan menghampiri langkah kaki Yunho. Yunho hanya diam.
*****
Sekarang mereka sudah berkumpul dikamar Yunho, walaupun tidak terlalu besar tapi cukuplah menampung mereka. Junsu dan Jaejoong duduk diatas karpet tebal Yunho sambil mengutak-atik handphonenya sedangkan Changmin sedang merebahkan dirinya di atas kasur Yunho.
“Kedatangan kalian benar-benar tepat sekali ya. Datang pada jam makan siang”, ledek Yunho.
“Itu ide Changmin”, jawab Jae dan Junsu berbarengan. Changmin hanya terkekeh sambil mengusap-usap perut yang sudah kekenyangan.
Yunho lalu duduk disamping Changmin, menepuk paha Changmin agar dapat bergeser sedikit. Jiyeol berdiri didekat jendela kamar Yunho, masih menatap Yunho dari belakang dan memikirkan sikap Yunho tadi.
“Ah.. dimana Jiyeol?”, Tanya Jae teringat pada Jiyeol.
“Aku disini”, ucap Jiyeol bersemangat sambil mengangkat tangannya.
“Mereka tidak bisa melihatmu Jiyeol~a”, ucap Yunho masih fokus dengan layar handphonenya.
“Ah.. kenapa aku selalu melupakan itu? Bodoh”, Jiyeol membodohi dirinya sendiri.
“Jiyeol ada didekat jendela”, sambung Yunho.
“Ah.. Hai Jiyeol”, sapa Jae sambil melihat ke arah jendela.
“Percuma jika kujawab, dia tidak akan dengar”, ucap Jiyeol kesal. Lalu menghampiri Yunho dan duduk disampingnya.
“Jiyeol bilang, Percuma jika kujawab, dia tidak akan dengar”, Yunho meniru kata-kata Jiyeol.
“Ya!”, dengan entengnya Jiyeol menarik telinga Yunho kasar.
“Aw..”, Yunho menatap Jiyeol sambil mengusap-usap telinganya yang panas.
“Ah.. Kenapa?”, Changmin bangkit dari tidurnya ketika mendengar Yunho mengaduh.
“Rasakan!”, ucap Jiyeol melotot.
Junsu pun menebak bahwa telinga Yunho ditarik dan Yunho pun mengiyakannya. Jae dan Changmin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sejenak, mereka berada pada kesibukannya masing-masing. Tak lama, Changmin mendapatkan ide.
“Ya! Bagaimana kalau kita mencari tahu siapa yang akan Jiyeol temui di Seoul?”, Changmin memecah keheningan.
“Caranya?”, Yunho dan Jiyeol bertanya bersamaan.
“Hmm.. darimana Jiyeol mengenal temannya itu?”, Tanya Changmin lagi.
“Media sosial”, jawab Yunho.
“Sungguh?”, Junsu tak percaya apa yang dikatakan Yunho.
“Kenapa? Kau kira aku bohong? Setiap pertanyaan yang kalian tanyakan pada Jiyeol, aku yang akan menjawabnya. Ingat, hanya aku yang bisa melihat dan mendengarnya”, jelas Yunho.