Our Dreams Together

Emma N.N
Chapter #30

My passion is my dream!

Hari-Hari mereka berempat di SMK, berlalu dengan cepat dan menyenangkan, mereka berempat sering Hangout, untuk sekedar mencari buku atau mengajak Irwan keluar, agar dia tidak terlalu mumet dalam belajar bahasa jepangnya.

Yap! mereka adalah sahabat yang baik, sobat setuju dengan pemikiran ini?

Hari ini mereka lulus dari SMK Dharma Bakti, dan mereka telah menemukan Passion, serta impian mereka, seperti Maura dan Rama mengambil kuliah jurusan animasi di politeknik negeri di Jakarta, bermaksud tetap melanjutkan studio animasi mereka, yang merupakan impian mereka bersama.

Sementara, Dian kuliah di universitas swasta yang terkenal di Jakarta dan dekat dengan kampus Maura juga Rama. Dian mengambil jurusan Public Relation yang dia suka, agar dapat membantu studio animasi mereka dalam membangun relasi.

Sedangkan Irwan sudah siap untuk berangkat kuliah ke Jepang, untuk mengambil jurusan pembuatan game. Ternyata waktu Irwan di Indonesia tinggal 5 hari lagi, sebelum berangkat ke Jepang.

Hari ini, Irwan janjian ketemuan dengan Maura, Dian dan Rama juga Bu Emma. Mereka pun bertemu di restoran yang sama, ketika Maura dan Rama traktir mereka.

Irwan, Maura, dan Dian juga Rama sudah datang duluan dan sudah bersiap di dalam restoran, untuk menyiapkan kejutan ulang tahun untuk guru mereka. Karena dia selalu membimbing dan mendukung mereka untuk menemukan passion dan cita-cita mereka. Tidak lama kemudian, Bu Emma datang.

“Kriek ...” Membuka pintu restaurant Bu Emma.

“KEJUTAN! Selamat ulang tahun Bu,"ucap semuanya.

“Ihik... , ya ampun anak-anak terima kasih,” ucap Bu Emma sambil terharu dan senang.

“Bu... , kami mengucapkan terima kasih ya Bu, telah membimbing kami semua selama 3 tahun ini di SMK, sehingga kami bisa menemukan Passion kami, Ibu adalah guru terbaik yang pernah ada," ungkap Maura.

“Saya juga Bu... , terima kasih telah membantu saya menemukan passion yaitu PR (Public Relation). kalau nggak ada Ibu, mungkin saya masih binggung dengan Passion yang saya inginkan," terang Dian.

“Ya Bu... , saya juga kalau nggak ada Ibu yang selalu membimbing dan menyemangati saya, Gerry dan Kak Agam, mungkin belum tentu bisa sampai kuliah di Jepang Bu dan menemukan Passion kami," ucap Irwan. 

“Ihik ...” menahan tangis, “Ya Wan kamu hati-hati ya di negeri orang, jangan lupain Ibu ya, dan jangan lupa selalu telpon orang tua," saran Bu Emma dengan suara sangau.

“Ya Bu, saya nggak bakalan lupain Ibu kok, dan selalu ingat nasihat Ibu," sambung Irwan.

“Bu... , saya juga mengucapkan terima kasih banyak. Karena Ibu, sekarang aku menjadi bahagia, tidak seperti dulu, aku yang selalu hidup dengan pesimis dan rendah diri." terang Rama. "Dan terima kasih juga sudah membantu dan menyemangati diriku, ketika aku jadi korban bullying disekolah. Kini aku semakin percaya diri dan punya sahabat yang mengerti aku, Bu! , Lalu sama-sama punya impian yang sama dengan aku,” ungkap Rama.

“Ya anak-anak Ibu bangga sekali punya anak yang sukses dan berprestasi seperti kalian ini," balas Bu Emma.

“Ya Bu sekali lagi kami mengucapkan terima kasih banyak," ucap semuanya.

*****

Lima hari kemudian, Sore ini, Rama akan berangkat ke Jepang. Maura, Dian, Rama juga Bu Emma mengantar Irwan ke bandara Soekarno Hatta dengan mobil Bu Emma. Terlihat orang tua Irwan dan adiknya, ikut mengantar Irwan.

"Irwan... , jangan lupa kalau dingin, pake mantel ya, yang dikoper kamu," ucap Mamanya Irwan. "Jangan lupa, sering hubungin Mama dan yang lainnya ya, biar kita saling terhubung," sambung Mamanya Irwan mengecup keningnya.

"Ya Mah, Irwan pasti akan menghubungi Mama terus, Mama sama keluarga juga jaga kesehatan ya Mah," balas Irwan.

"Kak... , kamu kalau butuh apa-apa telpon, Bapak ya, jangan malu!" ungkap Bapaknya Irwan memeluknya.

"Baik Pak," jawab Irwan. Adik sekarang senang dong, Bisa pake komputer dan kamar Kakak yang gedean," goda Irwan sambil tersenyum.

"Auu akh! Hiks...hiks... , Kakak bodoh, adik malah nggak seneng Kak, kalau Kakak bakal jauh dari Adek," ucap Adiknya Irwan sambil menahan tangis. "Huwa...wa , nanti siapa yang bakalan adek, ganggu lagi," keluh adiknya Irwan menangis kencang.

Lihat selengkapnya