Kata orang masa SMA adalah masa yang indah yang tidak pernah terlupakan, dimana kita mulai menaiki tangga kedewasaan seperti kita mengenal adanya cinta monyet, persahabatan dan impian kita di masa depan untuk seterusnya.
Apa kalian Sependapat?
Sebelum menceritakan kisah pemuda berkacamata itu, kita kenalan dulu dengan dia. Namanya Rama Andrea. Dia adalah seorang disabilitas dia mengalami lumpuh layu dalam bahasa medisnya disebut dengan Acute Flaccid Paralysis (AFP) yaitu radang pada sumsum tulang belakang. Penyakit ini disebabkan oleh virus polio, ketika dia berumur kurang dari 3 tahun.
Gejala awalnya muncul, ketika dia demam, lalu disertai nyeri otot dan kelumpuhan pada minggu pertama sakit, itu terjadi karena sistem kekebalannya yang lemah. Dan ketika, orang tuanya tahu. Dia pun langsung dibawa ke rumah sakit. Tetapi... , semua telah terlambat.
Dia mengalami kelumpuhan permanen, pada sumsum tulang belakang yang membuatnya, tidak bisa berjalan. Tetapi, untung saja virusnya tersebut, tidak menyerang otot saluran pernapasannya, jika IYA! mungkin dia sudah tidak ada di dunia ini.
Karena hal itulah, Mamanya menjadi sangat protektif kepadanya dan melarang pemuda berkacamata itu melakukan apapun, serta membatasi dirinya. Misalnya, ketika dia ingin mengerjakan tugas sekolah, di rumah teman. Mamanya menyuruhnya memanggil temannya, agar mengerjakan di rumah pemuda berkacamata itu saja.
Pemuda berkacamata itu pernah berpikir, buat apa dia menyesalinya, semua sudah terjadi. Walaupun terkadang muncul dibenak pemuda berkacamata itu. Dia ingin sekali sama dengan yang lain, yang bisa berjalan bahkan berlari dan tidak menyusahkan kedua orang tuanya.
"Menurut sobat, Apa yang ada di pikiran sobat, ketika kalian melihatnya?"
"Apakah kalian akan MENGASIHANINYA!"
"Apa bahkan memandang rendah dan MENGHINA atau MENCIBIRNYA!"
Dia tahu, semua tindakan dan sikap yang kalian lakukan adalah hak kalian. TAPI... , pemuda berkacamata itu, ingin kalian menerima keterbatasan dia. Dia tidak butuh untuk kalian kasihan padanya, tetapi dia memohon, jangan kalian memandang rendah dirinya. Dia sama dengan kalian, punya mata, hidung, rambut dan juga hati. Walaupun gerakan dia terbatas dan tidak bisa bermain sepak bola bersama kalian, tetapi dia bisa di ajak berteman dengan kalian. Misalnya, kalian bisa ajak dia mengobrol dan tertawa bersama, juga mengerjakan tugas bersama.
"Jadi Sobat! jangan menjauh dari dia dan cobalah akrab dengannya."
*****
Waktu terus berputar dan cepat berlalu. Sekarang, pemuda berkacamata itu berumur 16 tahun. Dimana dia akan mulai menjadi murid SMA di tahun ajaran baru ini. Dia sengaja memilih di SMK Harapan Bakti.
Kenapa dia memilih di SMK swasta biasa bukan SMA SLB-D ( sekolah luar biasa khusus tuna daksa ), karena pemuda berkacamata itu, ingin mencari pengalaman yang berbeda dengan yang dia alami di SMP SLB sebelumnya, dan semoga ini menjadi kenangan indah yang akan dia lalui di SMK ini.
Besok, adalah hari pertama dia masuk sekolah baru. dia menyiapkan barang-barang kebutuhan untuk sekolah. Mamanya sengaja melarangnya agar tidak ikut MOS ( Masa orientasi Siswa) karena keadaannya yang seperti itu.
“Aku tak sabar menunggu esok pagi, semoga menjadi hari yang menyenangkan,” tersenyum dia sambil melihat seragam sekolah yang baru.
“Rama sudah malam ayo tidur! besok kamu sekolah sayang,” Mama Rama berkata di depan pintu kamar dia.
“I_ya Mama,” jawab Rama.
Rama pun mendorong kursi rodanya ke arah tempat tidur dan kemudian dia terlelap dalam tidur. Tempat tidur dia di desain khusus oleh orang tuanya agar sejajar dengan kursi roda, kedua orang tuanya sangat memperhatikan dan menerima kondisi dia yang seperti itu.
*****
Keesokan paginya, alarm jam beker, membangunkan dia dari tidur yang lelap. Pemuda berkacamata itu, langsung bergerak menuju kamar mandi. Setelah dia selesai mandi, serta memakai seragam sekolah barunya.
Rama keluar dari kamar, lalu mendorong kursi rodanya menuju ruang makan. Disana sudah ada Ayah dan Mamanya. Mereka pun sarapan pagi bersama. Setelah itu, dia pamit kepada Mamanya untuk berangkat ke sekolah.
Rama berangkat ke sekolah diantar oleh Ayahnya dengan mobil. Kebetulan kantor Ayahnya searah dengan sekolah dia. Ayahnya sengaja berangkat pagi agar menghindari macet dijalan Ibu Kota.
Akhirnya, mereka sampai ke sekolah sekitar jam 07.00 pagi. Rama melihat kondisi sekolah yang masih sepi dan hanya ada beberapa siswa yang datang, serta satpam yang bertugas. Maklumlah sekolah masuk jam 07.30 pagi. Ayahnya langsung ke tempat parkiran mobil di sekolah dia. Kemudian, Ayahnya mengambil kursi roda untuk Rama yang berada di bagasi mobil. Ayahnya membantu dia, untuk ke kursi roda yang berada di depan pintu mobil tempat dia duduk. Dia sebenarnya bisa berdiri tetapi dia tidak bisa terlalu lama berdiri tungkai kakinya lemah bahkan sulit mengerakan kakinya untuk melangkah.
“Rama... , kamu mau diantar atau tidak, ke kelasmu?” tanya Ayahnya sambil memandang Rama.
“Tidak usah Yah, Ayah juga harus ke kantor nanti takut telat,” jawab Rama.