Our Dreams Together

Emma N.N
Chapter #8

" Brainstorming "

Beberapa minggu pun berlalu, Rama menjadi sangat dekat dengan mereka bertiga, mereka sering makan bareng di kelas dan akhirnya Rama bisa ke kantin lalu mencoba makanan kantin yang di bilang enak oleh Maura.

Selama berada di kantin, mereka selalu menanyakan pada Pemuda berkacamata itu, dia mau nitip, pesan makanan dan jika dia ingin nitip, mereka selalu bergantian membawakan makanan dikantin untuknya.

Tentu saja bukan hanya itu, mereka selalu membantu Rama tanpa dia memintanya, seperti mereka mau mendorongkan kursi rodanya, juga menunggu Mamanya menjemput dia. Rama sangat senang berteman dengan mereka, dia berharap semoga pertemanan mereka selalu baik dan tidak ada pertengkaran.

Hari ini Mamanya, menjemput Rama pulang seperti biasa dan mereka bertiga menemaninya, menunggu Mamanya di depan gerbang sekolah. Tidak lama kemudian, Mamanya datang dan memarkir mobilnya di depan gerbang sekolah, mereka membantunya untuk masuk ke mobil dan menaruh kursi roda Rama di bagasi mobil.

“Wah anak-anak terima kasih ya, sudah mau menemani Rama sampai Tante datang,” ucap Mama.

“Ya Tante, sama-sama kok, kita juga kan temanya Rama,” sahut Irwan.

“Ohhh," tersenyum Mama. "Gimana kalian mau pulang bareng sama Tante nggak?” tanya Mama.

“Nggak usah Tante, kita bertiga naik bus aja,” jawab Maura.

“Begitu, ya sudah kalian hati-hati ya dijalan, tante sama Rama pamit dulu. Sekali lagi makasih sudah selalu menemani Rama, jangan bosen-bosen main sama Rama ya,” ucap Mama.

“Nggak bakalan bosen kok tante, tante hati-hati juga ” sahut mereka bertiga.

Rama dan Mamanya pamit pergi meninggalkan mereka berdua dengan mobil. Lalu Rama melihat mereka bertiga berjalan ke halte untuk pulang lewat kaca spion mobil, akhirnya Rama dan Mama sampai ke rumah dan seperti biasanya Rama mandi habis pulang sekolah lalu makan sore bersama Mama.

“Rama sayang, Mama seneng banget deh. Akhir-akhir ini kamu ceria dan Mama lihat bekel yang Mama masakin buat kamu selalu habis.” ujar Mama menatap lembut kearah diriku. “Dulu kamu pendiam banget dan bekel yang Mama buatin selalu sisa banyak. Awalnya Mama khawatir kamu tidak bisa beradaptasi di sekolah umum sayang,” Lanjut Mama.

“Ya mah… , Rama juga seneng banget, Rama punya temen yang bisa mengerti dan menerima kekurangan Rama. Jujur, awalnya Rama nggak bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, tapi untung Maura dan yang lainya selalu berusaha mengajak ngobrol Rama,” curhat Rama.

“Ohh begitu syukurlah, Maura anaknya baik ya... juga lucu,” jelas Mama.

“Ya Mah! dia lucu banget Mah, tahu nggak mah, anak-anak disekolah kadang-kadang manggil dia SIANIDA,” ujar Rama sangat antusias.

“Hakkhhh… ," kaget Mama, "kok bisa di panggil begitu,” heran Mama.

“Soalnya nama dia Maura Nisyan Nidha tapi anak bilanginnya SIA-NIDA” jelas Rama.

“Ya ampun kasian banget, nama bagus-bagus dibilang Sianida," balas Mama. "kamu mau nambah nasi lagi nggak?” tanya Mama sambil menyendok nasi untuku.

“Sudah mah segitu aja nasinya,” ucap Rama mengambil piring nasi yang di berikan Mama, “ya kan mah! Maura lucu banget tapi di kelas jadi nggak boring kalau ada dia, apalagi kalau gurunya Bu Emma orangnya baik dan perhatian banget sama Rama,” ungkap Rama.

“Baguslah… , kalau kamu senang Rama, Mama juga ikut senang, ayo kita makan dulu ngobrolnya nanti dilanjutin jangan lupa baca doanya,” ucap Mama.

“Ya mah … ,” ucap Rama.

Mereka lalu makan bersama setelah selesai makan, Rama kembali ke kamarnya untuk mengerjakan pr yang akan dikumpulkan besok.

*****

Keesokan harinya, Rama berangkat sekolah seperti biasa diantar Ayahnya. Kebetulan mereka bertiga bertemu denganku dan Ayah di gerbang sekolah, Ayahnya Rama menyapa mereka bertiga dan pergi setelah mengantar Rama digerbang sekolah. Lalu kami berjalan kearah kelas.

“Pagi semuanya,” sapa Maura.

“Pagi juga," balas Dian. "Maura juga Dian sini deh, ada yang mau gue omongin,” ucap Sari.

“Ada apa Sar?” tanya Dian. 

“Loe mau nggak tukeran duduk sama gue?, soalnya loe kan kadang-kadang istirahat duduk di tempat gue, dari pada ribet sekalian kita pindah tempat duduk aja gimana, mau nggak?” tanya Sari.

“Kalau gue sih mau-mau aja, cuma sih Rissa emang mau pindah ke belakang?” balik tanya Maura.

“Gue sudah bilang kok, sama dia terus mau kok,” jawab Sari.

“Oh ya sudah, makasih ya Sar,” balas Maura.

“Sama-sama,” ucap Sari.

“Lohh… , kok Maura sama Dian duduk dibelakang aku?” heran Rama.

“Iya hehe...hehe, gue tukeran tempat duduk sama Sari,” jawab Maura.

“Kalian berdua, kenapa duduk disitu?” tanya Irwan.

“Ya, kita pindah tempat duduk disini mulai hari ini,” jawab Dian.

“Akkhh… , ya sudah gue ikutan pindah juga aja, jadi duduk di samping Rama, bolehkan Ram?” tanya Irwan. 

“Boleh aja kok Wan, kau pindah aja disini,” jawab Rama.

“Oke deh,” ucap Irwan.

“Ehh… , pelajaran kita hari ini dilab terus sama Bu Emma, kita ke lab Yuk!” ajak Dian.

“Oh iya, yuk kita pergi ke lab sekarang,” sambung Maura.

“Emang labnya sudah dibuka, kan masih 15 menit lagi baru masuk?” tanya Irwan.

“Kayanya sudah deh. Yuk! kita ke lab,” jawab Rama.

Mereka pun langsung ke lab disana Bu Emma masih belum datang tetapi lab sudah dibuka, mereka lalu masuk ke lab komputer. Tidak lama setelah itu, Bu Emma datang dan memulai pelajarnya.

Lihat selengkapnya