Our Dreams Together

Emma N.N
Chapter #17

Suka!

Akhirnya ide cerita komik yang mereka diskusikan dengan Bu Guru disetujui. Maura dan Rama mengambil genre komedi tentang Guru dan muridnya. setelah itu sesuai arahan Bu Emma, mereka disuruh membuat desain karakter dengan view segala sisi: depan, belakang, samping ataupun ¾. Mereka memutuskan untuk mengerjakan berdua dikelas sehabis pulang sekolah.

“Rama... , kenapa Bu guru menyuruh kita menggambar karakter tokoh komik kita dari segala sisi ya. Padahal bisa langsung kita buat saja dipanel komik dari pada lama?" tanya Maura.

“Oh... , itu sebagai bahan refrensi kita Ra. Jadi kita gambar karakter nggak bakalan berbeda-beda Ra. Contohnya kita gambar view karakter samping dipanel yang berbeda tetap sama karena melihat refrensi karakter Ra," terang Rama.

“Oh... gitu ya Rama," Maura mengangguk kepalanya. "Nih Ram... , ide karakter gue yang gurunya,” Maura memberikan kertas yang sudah di gambarnya. “Sorry ya, gambar gue jelek, gue sebenarnya suka style loe Ram, tapi gue ikutin masih nggak bisa," jelas Maura.

Sementara itu, di lain tempat ada seorang pemuda, yang ternyata Irwan, dia berada dirumah temannya yang bernama Gerry, sambil mengerjakan urusannya yang masih dirahasiakan oleh pemuda itu, terhadap Maura dan teman-temanya.

Irwan dan Gerry berhenti sejenak dari urusannya di depan layar komputer dan laptop, lalu mereka mengobrol tentang sesuatu.

“Irwan loe sama Maura pacaran ya?" tanya Gerry.

“AHH!, nggak kok cuma sahabat doang, emang kenapa?" tanya Irwan.

Irwan kaget atas pertanyaan yang tiba-tiba ditanyakan oleh Gerry, Jelas saja Irwan kaget karena selama ini, dia menyembunyikan rapat-rapat perasaan sayangnya kepada Maura, semenjak dia kecil. Irwan bingung apakah dia harus memberitahukan kepada Gerry atau tetap menyembunyikan, Irwan mencoba tenang, dan menjawab segala pertanyaan yang diajukan Gerry.

“Nggak apa-apa sih, cuma gue merasa loe kayanya manjain dan melindungi Maura banget," ucap gerry. “Loe suka ya sama Maura?" tanya Gerry.

"Nggak lah, gue cuma sahabatan doang kok," jawab Irwan.

"Ayolah Wan jujur aja kali. Gue sudah kenal loe berapa tahun coba! masa gue nggak tahu sih," rayu Gerry.

Pemuda jangkung itu berpikir kembali, apa mungkin dia harus menceritakan kepada Gerry sahabatnya itu, dia kan orangnya juga nggak ember.

“Ehhmm... Ya! gue suka dan sayang sama dia," Irwan mengaku lalu menggaruk kepalanya "Emang kelihatan banget ya Ger," jawab Irwan sambil sebelah tangan memegang lehernya.

“Ehh... beneran loe suka sama Maura,” kaget Gerry. “Kenapa kalian nggak pacaran aja?" heran Gerry.

Irwan bergumam dalam hati, bagaimana mungkin gue pacaran sama dia, setelah kejadian yang Maura, alami ketika Maura masih kecil.Jelas saja itu membuat Irwan ragu dan berpikir dua kali untuk mengatakan perasaanya kepada Maura.

“Gue takut malah merusak persahabatan gue sama Maura dan Dian, tapi mulut loe jangan ember," jawab Irwan

“Lah gue baru tahu! Seorang Irwan yang biasanya kalau ngomong suka asal jeplak aja, ternyata punya rasa takut juga, Hahaha... ,” ledek Gerry.

“Bisa aja loe Ger, tapi janji jangan bilang-bilang ke yang lain," ucap Irwan.

“Haha... ha, siap bos,” Gerry ketawa. “Tapi loe nggak khawatir Wan, sih Maura lagi deket banget sama Rama, nanti kalau dia ke pincut Rama gimana,” goda Gerry.

“Sudah akhh... , kebanyakan ngobrol kita, yuk kerjain lagi, walaupun Deathline kita 6 bulan lagi, kita nggak boleh santai," ucap Irwan sambil memikirkan ucapan Gerry.

Lihat selengkapnya