Awal tahun pelajaran baru dimulai. Kini mereka berempat sudah naik di kelas sebelas atau kelas dua SMK, tidak terasa setahun berlalu, mereka berempat semakin akrab. Mereka pun memilih posisi tempat duduk yang sama seperti di kelas sepuluh yaitu disebelah kanan dekat pintu kelas.
Setiap pulang sekolah Irwan tidak sering pulang bareng Maura dan Dian, terkadang ada Kakak kelas yang memanggil pemuda itu dan ikut bersama Kakak kelas itu.
Hal itu yang membuat Maura dan Dian Penasaran mereka selalu bertanya, kenapa pemuda jangkung itu, sudah tidak sering pulang bareng mereka lagi, lalu pemuda jangkung itu selalu menjawab lagi ada urusan dengan Gerry. Maura dan Dian langsung bertanya sama Gerry tetapi Maura suruh tanya lagi sama pemuda jangkung itu.
Hari ini pelajaran di kelas selesai. Kakak kelas datang lagi dan menunggu diluar kelas mereka untuk menjemput pemuda jangkung itu dan Gerry.
“Gerry sama Irwannya ada nggak?" tanya Kak Agam.
“Kakak siapa namanya," ucap Maura.
“Gue Agam," ucap Kak Agam.
“Oh! sebentar ya Kak.” Menyuruh menunggu, "Bakwan, Gerry loe dicariin sama Kak Agam nih," teriak Maura.
“Ya sebentar Kak, gue siap-siap dulu.” mereka memasukan bukunya kedalam tas. “Ayo! Ger kita balik,” teriak Irwan dan mereka berdua berjalan keluar kelas.
“Ada urusan apa sih Kak, dari kemarin cari mereka berdua?" tanya Maura.
“Coba aja tanya sendiri sama Irwannya," jawab Kak Agam.
“Sudah Kak, tapi nggak dijawab sama dia," ucap Maura.
“Coba aja tanya lagi siapa tahu dijawab," ucap Kak Agam dengan senyuman.
“Irwan loe baliknya nggak bareng kita lagi Wan?" tanya Maura.
“Ya..., gue main ke tempat Gerry," jawab Irwan.
“Loe nggak ngelakuin aneh-aneh kan Wan?" tanya Dian.
“Lah! nggak emang gue apaan, sudah dulu ya gue mau jalan," jawab Irwan.
Irwan dan Gerry pergi bersama Kak Agam. Gerry membawa motornya sendiri dan Irwan dibonceng Kak Agam. Maura dan Dian kesal dengan tingkah laku Irwan yang main rahasian-rahasian. Sebenarnya Rama ingin memberitahu mereka tapi dia sudah janji tidak akan bilang.
Akhirnya Irwan, Gerry dan Kak Agam sampai dirumah Gerry. Kemudian, Kak Agam, juga Irwan membuka laptop untuk melanjutkan Game buatannya.
“Wan..., kenapa loe nggak bilang sama mereka sih, kalau loe buat game sama kita,” celetuk Gerry, “gue sampe di tanya melulu sama mereka. Mana gue kena semprot lagi. Mereka bilang, jangan ajakin Irwan, kalau ngelakuin hal yang aneh-aneh," curhat Gerry.
“Haha...haha,” ketawa Irwan dan Kak Agam.
“Tahu..., emang kenapa loe nggak bilang sama mereka?" tanya Kak Agam.
“Biar keren aja Kak, jadi pas kita juara mereka langsung tahu. Terus nanya deh sama gue! kapan buatnya, kok kita nggak tahu," jawab Irwan.
“Tapi loe nggak takut ditikung sama Rama Wan! mereka berdua kan jadi deket banget. Setiap pulang sekolah aja nungguin Rama sampai dijemput," ungkap Gerry.