Our Dreams Together

Emma N.N
Chapter #25

Minta Maaf

Setelah selesai pulang sekolah, mereka langsung pergi ke rumah Rama dengan naik taksi online.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di rumahnya Rama. Mamanya Rama menyambut mereka dengan Ramah. Bu Emma menyampaikan ada yang ingin mereka katakan tapi kalau bisa jauh dari kamar Rama. Mamanya Rama bingung tetapi mereka langsung dibawa ke ruangan Home Teater yang kedap suaranya.

Setelah sampai Home Teater, Mamanya Rama menyuruh mereka duduk lalu mereka diberikan minuman yang telah ada didalam ruang home teater. Setelah itu mereka pun mulai berbicara.

“Maaf Bu sebelumnya saya minta maaf, selaku pihak sekolah, karena... ,” ragu Bu Emma. "Rama baru-baru ini menjadi korban Bullying dikelasnya." Ucap Bu Emma.

“Haah! Maksudnya gimana Bu,” kaget mamanya Rama. “Anak saya dipukulin disekolah gitu atau gimana," ucap Mamanya Rama panik.

“Maaf Bu, Ibu tenang dulu,” mencoba menenangkan, “Jadi begini Bu, Rama di sekolah mendapatkan bullying non-verbal tidak langsung," jelas Bu Emma.

“Ya Bu terus,” sambung mamanya Rama mencoba tenang dan menyimak.

 “Jadi salah satu teman dikelas menyebarkan gosip tidak benar tentang Rama dan Maura yang pacaran dan salah satu sahabat Irwan tidak suka Maura yang pacaran dengan Rama. Dia pun mengirimi dia kertas yang berisi kalimat hinaan tentang keterbatasan fisik Rama dimeja tempat duduknya Rama," ucap Bu Emma.

“Ahhh," kaget Mamanya Rama dan tanpa sadar air matanya jatuh ke pipinya. "Ihik... ,” terisak mamanya Rama mendengar perkataan tersebut seperti hatinya ditusuk beda tajam. “Kalian tahu nggak, anak saya tuh sampai sakit dan mengurung diri di kamar,” ledak mamanya Rama.

“Ya Bu kami ingin meminta maaf kepada Ibu dan Rama juga, atas kejadian tersebut," ucap Bu Emma.

“Gimana ya Bu, sebenarnya saya ingin sekali membawa permasalahan ini ke jalur hukum. Bukan cuma mereka di keluarin dari sekolah saja, itu terlalu gampang." kesal Mamanya Rama. "Ihik ...,” terisak sambil mengelap air matanya dengan tisu. “Saya khawatir karena kejadian ini, akan membekas di ingatan Rama, dan saya takut dia trauma dengan kejadian seperti ini," jelas Mamanya Rama.

Fajrin dan Yudi mulai panik mendengar ucapan Mamanya Rama. Sementarad Maura, Dian dan Irwan hanya bisa terdiam mendengar ucapan mamanya Rama.

“Saya tahu Bu... , Ibu marah, kesal dan benci atas kejadian ini. Tapi kami mohon Bu. Jangan sampai membawa permasalahan ini ke jalur hukum, kasian masa depan mereka dan juga psikis Rama yang harus mengingat kejadian tersebut," rayu Bu Emma.

“SAYA TAHU BU! Saya mengerti juga,” menahan amarah. “TAPI gimana ya Bu, batin saya sakit itu SAKIIT bu!" kesal Mamanya Rama. "Dan saya tidak rela anak saya dibeginikan, sebagai seorang Ibu. Kalau bisa memilih biar saya aja yang mengalami hal tersebut, tapi jangan sampai Rama yang mengalami ini," ucap Mamanya Rama sambil menangis terisak-isak.

“Karena itu Bu, kami dengan maksud baik-baik ingin sekali meminta maaf langsung sama Ibu dan Rama. Ayo Yudi, Fajrin minta maaf" perintah Bu Emma.

“Maaf Bu, kami berdua tidak sengaja melakukan itu," ujar Yudi.

“Ya Bu... , kami juga minta maaf dan sangat menyesal Bu atas tindakan kami," ujar Fajrin.

“Kalian gampang sekali ya! meminta maaf kepada orang lain.” Sindir mamanya Rama. “IYA, kalau kalian minta maaf selesai untuk kalian. Tapi bagi Rama, dia pasti akan teringat terus kejadian ini sampai seumur hidupnya," ujar Mamanya Rama.

“Terus kami harus gimana Bu, agar ibu sama Rama memafkan kami," ujar Yudi.

“Hah...huft...,” menghela nafasnya dan menyender ke sandaran sofa. “PIKIR AJA SENDIRI," kesal Mamanya Rama. "Ibu nggak tahu harus kaya gimana, tapi jujur ibu sakit hati sama kalian berdua," ujar mamanya Rama.

“Kami bertiga juga minta maaf Tante, karena baru tahu kejadian ini. Kami sangat menyesal tidak memperhatikan dan menjaga Rama dengan baik Tan, Rama soalnya agak tertutup juga sama kita tante, dan jarang membicarakan tentang dirinya kepada kami," ucap Maura.

“ Ya, Tapi ibu juga tetap bingung sama kalian bertiga, kok bisa sampai baru tahu kejadian ini, setelah Rama nggak masuk lima hari,” bingung Mamanya Rama. "Kalau begini, mendingan Rama pindah sekolah atau Home Schooling aja, dari pada dia mendapatkan Bullying di sekolah ini, karena tidak ada yang mengerti dia , dari teman-temanya atau Gurunya masa bodo dengan dirinya," sesal Mamanya Rama.

"Jangan Tante, Rama jangan di pindahin, kami sudah senang bersahabat dengan dia," sambung Maura.

“Ya Bu sebenarnya, kejadian ini bisa ketahuan, itu semua berkat mereka bertiga,” bela Bu Emma.

“Oooh gitu Bu,” lega mamanya Rama. “Tapi untuk kalian berdua, ibu nasihatin kalian, Tugas kalian tuh disekolah BELAJAR,” tegas Mamanya Rama. “Bukan malah membully dan mengosipkan teman kalian, dan Ibu bingung sama kamu Fajrin, kamu itu laki atau perempuan, kok suka banget ngegosipin orang," sindir Mamanya Rama.

 “Ya Bu kami meminta maaf yang sebesar-besarnya," ucap mereka berdua.

“Ya sudah, kita pindah aja yuk ke ruang tamu, biar dekat sama kamar Rama," ujar Mamanya Rama.

Lihat selengkapnya