Tiga Bulan kemudian Irwan memanggil mereka bertiga yaitu Rama, Maura dan Dian untuk ke lab komputer setelah pelajaran selesai. Maura dan Dian masuk ke lab komputer. Mereka melihat Bu Emma, Irwan, Gerry dan Kak Agam rapi dengan menggunakan jas seperti orang yang mau persentasi.
“Ehhm... , Maura dan Dian sorry ya, selama ini gue rahasian urusan gue sama Gerry dan Kak Agam, sebenarnya kita lagi buat Game untuk lomba," ucap Irwan.
“Woohh... , dasar Bakwan eh tunggu-tunggu,” dia berpikir. “Berarti Rama sama Bu Emma tahu dong tentang ini?" tanya Maura.
“He...hehe.” ketawa Irwan. “Ya... , sebenarnya mereka sudah tahu, cuma gue minta rahasian sama kalian berdua," jawab Irwan.
“Wah! Rama kok kebangetan diam-diam aja. Padahal kita berdua sampai khawatir, kalau Irwan melakukan yang tidak-tidak," ucap Maura.
“Maaf ya, aku disuruh Irwan tetap rahasiain ke kalian berdua," sambung Rama.
“Sudah...sudah, itu teman kalian mau nyoba persentasi dulu, sebelum lombanya, ayo kita dengarkan dulu," saran bu Emma.
“Baik bu," ucap Maura dan Dian.
Akhirnya mereka mulai mempersentasikan Game buatan mereka. Maura, Dian, dan Rama juga Bu Emma kagum atas persentasi mereka dan Game buatan tim Irwan. mereka menutup persentasinya, Maura, Rama dan Bu Emma pun bertepuk tangan sekeras-kerasnya kepada Tim Irwan.
“Gimana Bu... , bagus nggak, ada yang harus dikoreksi nggak bu?" tanya Kak Agam antusias.
“Ehmm...ehhmm asyik dah” goda Irwan ke Kak Agam dengan sengaja batuk.
“Irwan kenapa batuk, tuh ada air keran diluar minum gidah," sebal Kak Agam.
“Maaf kak becanda," sesal Irwan.
“Irwan nakal ya,” goda bu Emma, “Oke... , ibu lihat sih lumayan tapi catatan ibu, buat Gerry tolong lihat ke mata juri kalau takut lihat aja ujung rambutnya, jangan terlalu sering nenggok kebawah terus. kalau buat Agam suaranya agak dibesarin sedangkan buat Irwan punggunya yang tegap jangan bongkok," ungkap bu Emma.
“Oke bu makasih sarannya,” ucap mereka bertiga.
“Wiih... , keren tahu-tahu sudah buat Game, gue minta dong Game buatan loe, sekalian instalin dilaptop gue," pinta Maura.
“Ya Wan, kalau kaya gini. Gue yakin loe bakalan menang Wan," sambung Dian.
“Aamiin,"ucap semuanya.
“Emang kapan lombanya Wan?" tanya Rama.