Hari ini hari pertama ku belajar di SMA Nusantara Surabaya, setelah seminggu merasakan MOS. Di kelas X2, itulah kelasku yang aku liat di papan pengumuman kemarin sebelum pulang dari MOS. Aku sekelas dengan beberapa teman SMP ku bahkan aku sekelas dengan sahabatku Rika. Karena hari ini pertama masuk kelas, aku dan para siswa lainnya mulai memilih tempat duduk dan berkenalan satu sama lain. Aku memutuskan untuk duduk di samping kiri Rika, di bangku ke dua tengah dari depan. Sambil ngobrol dengan Rika dan beberapa teman lainnya, tiba-tiba Raina datang. Aku memperhatikannya. Aku berharap dia tidak duduk di bangku depanku yang masih kosong, aku berharap dia duduk jauh-jauh dari kami, di bangku pojok belakang saja itu posisi bangku yang paling jauh dari kami. Itu bangku yang paling tepat untuk orang yang sudah mempermalukan ku.
Ternyata harapanku terkabulkan. Raina benar memilih bangku pojok di belakang.
"Raina duduk di pojok" bisik Rika.
"Pastilah dimana-mana cewek cantik mana ada yang pintar. Jadi wajar dia milih bangku di pojok" balasku.
Rika hanya tersenyum mendengarnya dan berkata
"Don't judge a book by the cover, aku aja cantik tapi gak bodoh-bodoh amatkan".
Aku tertawa mendengar perkataan Rika dan membalasnya
"Kamu mah beda kasus Ri. Kalau Raina mah seperti cewek-cewek pada umumnya."
"Kamu jangan bilang gitu, entar kamu kualat loh" balasnya.
Kring... Kring... Ting dong ding... Waktunya masuk kelas. Diharapkan kepada seluruh siswa masuk ke dalam kelas masing-masing. Ting dong ding... Bel berbunyi tanda masuk kelas, bersamaan dengan kedatangan Dyan yang hampir terlambat dan duduk di bangku depaku. Syukurlah yang duduk dekat kami Dyan. Penolongku bukan Raina pembawa masalah itu.
Lima menit setelah bel berbunyi, seorang guru masuk kelas.
“Assalamu’alaikum...” ucapnya dengan lembut, serentak kami menjawab
“Wa’alaikum salam...”.
“Selamat pagi anak-anak! Saya Ibu Dewi Kirana. Biasa dipanggil Ibu Dewi. Saya akan mengajarkan fisika di kelas ini dan juga bertindak sebagai wali kelas.” kata ibu Dewi dengan penuh penjelasan.
Wah... ibu Dewi bakal jadi guru favorite aku, secara dia adalah wali kelas dan juga mengajar fisika pelajaran favorit aku.
“Sebelum memulai pelajaran pada pagi ini, ibu akan menuliskan roster kalian. Silahkan dicatat!” kata ibu Dewi yang kemudian dilanjutkan dengan menulis roster pelajaran kami selama satu semester atau 6 bulan ke depan.
Ibu Dewi selesai menulis, diapun duduk memandangi kami yang masih sibuk menulis roster.
“Sudah selesai dicatatnya?” tanya ibu Dewi lima menit kemudian.
Serentak kami menjawab “sudah bu”.
Ibu Dewi kemudian melanjutkan memperkenalkan dirinya. Mulai dari tempat tinggal, tanggal lahir, alamat, riwayat pendidikan, alasan kenapa ibu Dewi memilih menjadi guru dan bahkan ibu Dewi menjelaskan aturan-aturan dan sanksi dalam pelajarannya. Ibu Dewi menjelaskan betawa dirinya tidak akan menolerir siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, kecuali alasan darurat. Kami mendengar dengan seksama dan sesekali ada siswa yang bertanya.
“Itulah sedikit perkenalan dan aturan dalam kelas ibu”
Ibu Dewi mengakhiri sesi perkenalan dirinya kepada kami.
“Sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri. Mulai dari siswa yang duduk di bangku depan kanan maju ke depan perkenalkan dirinya. Sebutkan nama, alamat, asal sekolah, dan alasan kenapa memilih sekolah di SNS ini!” perintah ibu Dewi.
Kamipun satu persatu maju ke depan memperkenalkan diri. Raina menjadi yang terakhir memperkenalkan dirinya.