"Baiklah anak-anak, penyampaian terakhir dari bapak untuk kalian, mengenai final kalian. Tidak akan ada ujian tertulis, bapak akan ganti dengan projek individual. Sebulan lagi akan diadakan festival seni di kampus, seperti biasa setiap tahun Pers dan himpunan sastra akan mengadakan talk show seputar dunia sastra di Indonesia dengan narasumber yang luar biasa pastinya. Selain itu Pers bekerjasama sama dengan himpunan sastra juga. Oleh karena itu, bapak ingin kalian membuat novel yang bisa ditampilkan di pameran nantinya. Itu juga bisa jadi kesempatan yang bagus buat kalian, setiap tahunnya banyak editor maupun penerbit yang datang ke acara. Jika novel kalian menarik, tidak menutup kemungkinan untuk diterbitkan baik oleh penerbit indie maupun penerbit mayor dan ternama."
"Pak... bagaimana dengan tema novelnya?" tanya salah satu mahasiswa.
"Tahun ini, tema yang diusung adalah cinta pertama. Kalian bebas menuliskan ceritanya, asalkan based on true story."
"Berarti boleh kisah cinta pertama nenek saya dong pak"
'Hahaha' seisi ruang kelas tertawa mendengarnya.
"Boleh boleh, yang penting cinta pertama. Jadi itu tugas final kalian. Untuk lebih jelasnya bisa kalian cek nanti di mading depan fakultas kalian. Aturan dan format penulisannya telah bapak tempel juga deadline-nya. Sekian dari saya." dosen itu berjalan keluar dari kelas.
Dua minggu kemudian. Jam 8 malam, di sebuah rumah batu 2 lantai.
'Haa... udah lewat seminggu belum nemu ide juga.. Aaaa...' gumamku.
"Woi Rayi, lu kenapa sih..? gelisah banget." tanya seorang lelaki berkacamata yang datang menghampiriku.
"Pusing Ri..." jawabku.
"Haa.. pusing kenapa toh? bukannya final lu udah kelar?" tanya dia kepadaku.
"Iya bro, tapi ini masih ada satu mata kuliah yang belum kelar nih. Gua disuruh bikin novel sebagai final project nya."
"Wih keren dong Ray..... "
"Keren apaan Ri... mandek nih, deadline-nya seminggu lagi tapi 1 Chapter pun belum jadi. Bahkan idenya belum ada sama sekali."
"Kok bisa sih... Rayi yang jago nulis ini bisa kehabisan ide gini sih." tanyanya kepadaku.
"Yah gimana gak coba, masa tema ceritanya itu tentang cinta pertama dan harus kisah nyata."
"Assalamu'alaikum, maaf lama." ucap lelaki berambut klimis yang baru saja membuka pintu.
"Iya.. ini kita tadi nunggunya lama amat, yang beli gorengannya rame." sahut lelaki berambut belah samping yang berada di belakang.
"Ri ambil piring dulu sekalian panggil si Bintang juga di kamarnya." ucapku menyuruh lelaki berkacamata itu.
"Mantap .. tahunya enak banget Vin." ujar lelaki berambut klimis tersebut.
"Iya kan Ren, tidak rugi kita nunggu lama."