Our Galaxy

Pyoo
Chapter #7

Not Alone

Author's song request

Answer: Love Myself - BTS

“Makasih, ya!” ucap Vega yang baru saja turun dari motor Alfa.

Alfa membuka kaca helm-nya lalu mengangguk. “Iya, sana masuk!”

Prang…

Alis Alfa mengernyit kala terdengar suara pecahan dari dalam rumah Vega. “Ada masalah?” tanyanya saat mendapati wajah terkejut Vega.

Vega terlihat tersenyum dengan paksa lalu menggeleng. “Paling ada yang gak sengaja mecahin piring.”

“Udah, sana pulang!” tambah gadis itu dengan senyuman yang malah terkesan aneh di mata Alfa.

Pemuda itu menengadahkan tangannya, “HP?” ucapnya.

Vega menatap ponselnya dan Alfa secara bergantian. “Buat apa? Mau maling?”

Tangan Alfa sontak mendorong dahi gadis itu. “Kagak, B*go!” sebalnya lalu merebut ponsel Vega.

Tak lama, ia langsung mengembalikan ponsel itu. “Kalo ada apa – apa hubungin gue!” Alfa menutup kembali kaca helm-nya. “Gue duluan.” imbuhnya sambil melajukan motornya mebelah jalanan.

Vega melambaikan tangannya hingga Alfa menghilang ditelan jarak. Masih dengan senyumannya, gadis itu melangkah menuju pintu rumah. Namun, tepat saat tangannya menyentuh gagang pintu, senyum itu sirna.

“INI SALAHMU! MENGAPA KAU MELAHIRKAN ANAK ITU?!”

“APA KAU BILANG?! KAU YANG MEMBUATKU HARUS MENGANDUNGNYA, BR*NGSEK!”

Vega menengadahkan kepalanya lalu menghembuskan napas sejenak. Apakah aku tidak bisa merasa bahagia bahkan hanya untuk satu hari? Itulah isi hatinya saat ini. Dengan keyakinan penuh, Vega melangkah memasuki tempat yang nyatanya sudah tidak layak ia sebut rumah.

Gadis itu hanya memandang lurus tanpa memedulikan pertengkaran kedua orang tuanya yang entah kapan akan berakhir.

Prang…

“INI SEMUA KARENA KAMU TERLAHIR, ANAK SI*LAN!”

Vega kembali menengadah, merasakan perih di tangannya. Jika saja tangannya tak cepat, mungkin kini wajahnya sudah penuh dengan darah karena ayah bodohnya itu melemparkan sebuah gucci kecil yang terbuat dari keramik tepat ke arah wajahnya.

Prang…

Tangan gadis itu bergerak mengambil sebuah vas bunga yang tak jauh darinya lalu melemparkannya dengan asal. “Kalian yang bikin, terus gue yang salah karena lahir? Kenapa gak digugurin aja sekalian?” tanyanya menantang.

“Itu karena nenek si*lanmu!”

Vega menatap sang bunda tajam. “Jangan pernah ngomong itu lagi atau gue bikin lo gak bisa ngomong selamanya!”

“JAGA BICARAMU, SI*LAN!”

“BUAT APA GUE JAGA DISAAT KALIAN GAK NGEJAGA OMONGAN KALIAN?!” teriak Vega frustasi.

Plak…

“Turunkan suaramu!” titah sang Ayah setelah menampar pipi Vega.

“GAK AKAN!” Vega segera berlari menuju kamarnya.

Lihat selengkapnya