Author's song request
Who - Lauv ft. BTS
Vega melangkahkan kakinya memasuki kelas, setelah membolos dua hari untuk menghilangkan luka lebam di pipinya. Ya, lebam di pipinya sudah hilang, tapi luka di tangannya masih harus ditutupi oleh perban. Gadis itu mengenyit saat melihat teman sekelasnya yang langsung berbisik – bisik sambil sesekali menatapnya.
“Pada kenapa, sih?” tanyanya pada Qilla yang tengah asik menyalin tugas milik Shilla.
Qilla sontak menoleh lalu langsung menarik Vega untuk segera duduk. “Lo kemana aja dua hari kemarin, Ve?” tanya Qilla heboh.
“Bolos.” sahut Vega asal.
“Terus itu tangan lo kenapa, Ve?” tanya Shilla yang kini ikut bergabung diantara mereka.
“Gak sengaja mecahin gelas.” alibi Vega dengan santai.
“Mecahin gelas atau berantem sama Arkan?” Vega kembali mengernyit saat mendengar spekulasi Qilla.
“Bukanlah! Yakali si Arkan! Apa hubungannya, coba?!” ucap Vega lantang.
Qilla mengangguk percaya lalu kembali bertanya. “Selama bolos lo sama Arkan?”
Vega mengangguk. “Gak cuma Arkan. Gue sama yang lainnya juga. Emang kenapa, sih?”
“Lo tau, Ve? Waktu lo bolos, Arkan sama Alfa berantem.” jelas Shilla yang seketika membuat Vega mengerutkan dahinya.
“Hah? Berantem kenapa?”
“Jadi, di hari pertama lo bolos si Alfa nyariin lo. Dan waktu dia nanya ke Arkan, Arkan selalu bilang gak tau. Terus di hari kedua lo bolos, tiba – tiba nyebar video lo sama Arkan ketemuan di gudang yang ada di perempatan jalan depan. Dan akhirnya si Alfa berantem sama Arkan. Dia terus ngedesak buat ngasih tau keberadaan lo, tapi Arkan selalu nolak.” tutur Shilla sambil memperlihatkan video yang ia maksud. Di sana terlihat Arkan dan Vega berjalan memasuki gudang dengan tangan Arkan yang merangkul bahu gadis itu.
Vega mengangguk. Pantas saja Arkan kemarin tidak datang ke Basecamp, pikirnya.
“Dan sekarang gue mau nanya ke lo. Lo ngapain di sana? Karena ada gosip yang nyebar kalo lo macem – macem sama Arkan. Tapi, gue sama Shilla gak percaya karena gak mungkin juga lo kayak gitu. Apalagi setelah lo bilang kalo kalian gak cuma berdua.”
“Bolos.” jawab Vega datar. Pikirannya saat ini tengah bercabang pada Alfa dan Arkan. Ia harus menemui Alfa untuk meluruskan semuanya. Lagipula ini bukan salah Arkan, melainkan salah dirinya yang menyuruh Arkan dan yang lainnya bungkam soal keberadaannya.
Qilla menarik pipi Vega sebal. “Ish, Vega! Jelasin kek! Kalo jawaban lo cuma kek gitu gue jadinya lebih percaya gosip!”
“Aduduh…! Sakit, Qill!” keluh Vega sambil melepas paksa tangan Qilla dari pipinya.
“Jelasin!” tuntut Qilla dan Shilla bersamaan.
“Weh…! Udah masuk lo, Ve?” tiba – tiba Niko datang bersama Arkan yang menunduk untuk menutupi wajahnya.