Our Galaxy

Pyoo
Chapter #18

Kebahagiaan yang Sementara

Auhtor's song request

So Far Away - Suga ft. Jin & Jungkook

Save Me - BTS

Vega perlahan membuka matanya saat merasakan usapan lembut di pipinya. Mata gadis itu mengerjap beberapa kali saat melihat wajah Alfa yang sangat dekat.

“Ngapain, Lo?” tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Alfa terkekeh. “Kamu lupa?”

Ah, ya, Vega baru ingat. Kemarin ia tertidur dalam pelukan Alfa. Namun, ada satu hal yang mengalihkan itu semua, yaitu ucapan Alfa yang terdengar aneh di telinganya.

“Kamu?” tanya Vega dengan mata yang mengedip – ngedip lucu.

“Iya, kenapa?”

Vega mendorong tubuh Alfa untuk sedikit menjauh darinya. Namun, pemuda itu tetap kokoh dalam posisi setengah menindihnya. “Alfa! Lo kenapa, sih? Gak usah bikin merinding, deh!”

Cup…

Mata gadis itu membulat sempurna saat bibir Alfa menyentuh bibirnya sekilas. “First kiss gue!” gumamnya yang justru mengundang tawa Alfa.

“ALFA GILA!”

Tawa Alfa semakin menjadi. Pemuda itu segera bangkit dari posisinya. “Mandi, sana! Abis itu turun, sarapan. Aku tunggu di bawah.” ujarnya sambil melangkah menuju pintu. “Oh, iya! Gak usah pake seragam, hari ini kita bolos.” imbuhnya sebelum menghilang dari balik pintu.

Dan pada saat itulah, Vega baru tersadar bahwa dirinya berada di dalam kamarnya. Dahi gadis itu mengernyit, bukankah kemarin ia tertidur di basecamp? Itulah isi kepalanya saat ini. Namun, dengan santainya gadis itu mengedikan bahu lalu berjalan menuju kamar mandi. Di dalam hatinya ia bersumpah untuk memberi Alfa semburan api karena sikap pemuda itu tadi.

Tak butuh waktu lama, kini Vega sudah menuruni tangga dengan baju santai.

“Kok kita bisa ada di rumah gue?” tanyanya pada Alfa yang kini tengah mengisi salah satu kursi di meja makan. Gadis itu mengambil tempat duduk tepat di samping Alfa.

Alfa menatap gadis itu sekilas lalu mulai memindahkan menu makanan buatan Bi Inah ke piringnya. “Kemarin waktu kamu tidur, HP kamu geter. Pembantu kamu ngabarin kalo orang tua kamu udah pergi. Karena aku bingung mau bawa kamu kemana, jadi aku bawa ke sini aja. Toh, kata pembantu kamu, orang tua kamu itu jarang pulang.”

“Pake motor?” tanya Vega sambil menatap pemuda itu tak percaya.

Alfa terkekeh. “Aku pesen taksi online, lah! Masa aku bawa orang tidur pake motor, yang ada nanti kamu ngejengkang, Ve.”

Vega hanya mengangguk – anggukan kepalanya dengan wajah menyebalkan. “Tapi, sumpah, deh! Lo kenapa sih, Al? Aneh banget!” ucapnya mengutarakan kebingungan.

“Aneh kenapa, hm?”

Vega bergidik ngeri saat mendengar nada bicara Alfa. “Sumpah lo kayak om pedo, tau! Jauh – jauh!” pekiknya sambil mendorong tubuh Alfa untuk menjauh.

Alfa tersenyum jahil. “Kenapa harus jauh – jauh sih, Vega?”

Alfa menangkup pipi gadis itu lalu mulai mendekatkan bibir mereka.

“ADUH! SAKIT, VE!” dan begitulah pekikan Alfa saat tangan Vega dengan brutal menarik rambutnya.

“Berani lo cium – cium gue lagi, gue botakin!” Vega semakin brutal menarik rambut Alfa.

“Ya ampun, Ve! Itu pacarnya kenapa dijambak?!” tiba – tiba Bi Inah datang dengan mata yang membulat sempurna.

ega sontak menghentikan aksinya lalu menatap Bi Inah dengan tak percaya. “Pacar apaan?! Dia bukan pacar Vega, Bi!”

“Ah, masa, sih? Gak usah malu – malu gitu, Ve. Aduh… Anak muda, ya?” Bi Inah pergi sambil bergumam tak jelas.

“Apaan dah, si Bibi? Gak jelas banget!” gerutu Vega dengan bibir yang mengerucut.

Gadis itu menatap malas Alfa yang kembali tersenyum jahil. “Oh, bukan pacar? Terus yang kemarin nyuruh aku nemenin tidur siapa, ya? Mana pake nada menggoda lagi. Nakal kamu, ya?”

Mendengar ucapan Alfa membuat Vega dengan spontan berdiri. “Masa iya gue gitu?!”

“Tuh, kan, bener. Gue pasti ngelindur yang gak bener.” gadis itu menggerutu pelan lalu memeluk tubuhnya sendiri. “Lo gak ngapa – ngapain, kan?!” tanyanya dengan nada menuduh.

Alfa ikut berdiri menghadap ke gadis itu, ia menyeringai dengan tangan yang terlipat di depan dada. “Manurut kamu, kita ngapain?”

Mata gadis itu benar – benar membulat, seolah siap untuk keluar dari tempatnya. Alfa lantas tertawa nyaring dengan tangan mengusak surai gadis itu. “Aku gak ngelakuin apa – apa. Mana mungkin aku ngerusak orang yang aku sayang, Ve?”

“Peluk doang, sumpah!” lanjutnya saat mendapati tatapan menyelidik Vega.

Pada akhirnya, Vega menghela napasnya lega lalu kembali duduk santai di tempatnya.

Alfa menggelengkan kepalanya, takjub dengan tingkah gadis itu. “Ya, pegang - pegang dikit, sih.” bisiknya tepat di telinga gadis itu.

Lihat selengkapnya