Author's song request
Good Day - BTS
Friend - V & Jimin
Saat ini, kedelapan pemuda itu tengah menunggu di depan ruang Unit Gawat Darurat, tempat Alfa dan Vega ditangani.
Semuanya terlihat kalut. Gio terduduk di lantai, menyandar pada tembok ruangan itu dengan sesekali meremas rambutnya frustasi. Ia merasa gagal dalam melindungi Vega. Matanya memerah menahan tangis.
“Adek gue kenapa, Val?!” tiba – tiba Alvin datang dan menarik kerah seragam Nauval yang tengah terduduk di kursi tunggu.
Nauval terdiam, bukan hanya Gio yang merasa gagal dalam melindungi orang yang sudah ia anggap adik, tapi Nauval juga merasakan hal yang sama.
“Nauval, jawab! Alfa kenapa?” tanya Alfia yang kini sudah menangis di pelukan suaminya.
Azka yang mendapati Nauval hanya membisu lantas bangkit dari duduknya. Menarik Nauval dari cengkeraman Alvin. “Maaf, Tante. Kitapun kurang tau.” jawabnya sesopan mungkin.
“Bagaimana bisa kalian tidak tahu?! Bukankah kalian yang selalu melibatkan Alfa dalam masalah?!” Gamma berucap dengan nada tinggi.
Arkan mengeraskan rahangnya. “Bisa turunkan suara anda?” ujarnya sambil menatap tajam pria paruh baya yang ia ketahui sebagai ayah Alfa.
“Apa urusanmu?! Kau tidak tahu apa – apa! Di sini anakku yang dipertaruhkan!” jawab Gamma dengan nada bicara yang semakin tinggi.
“Bukan hanya anak anda, tapi adik saya juga dipertaruhkan.” Gio akhirnya angkat bicara. Pemuda itu berdiri dengan tatapan tajamnya.
“Hah… Jadi lo kakak dari cewek urakan itu? Bilangin adek lo buat jauhin adek gue! Dia cuma bikin Alfa dalam masalah.” Alvin berucap sinis.
Gio mengepalkan tangannya. “Gak usah sok tau, dasar kakak gak becus! Adek lo yang selalu nempel sama adek gue! Lo tau? Kalo bukan karena adek gue, adek kesayangan lo itu mungkin udah mati bunuh diri!” ucap Gilang yang kini ikut berdiri menghadap Alvin.
“Jaga ucapanmu!” pekik Alfia seraya menarik Alvin untuk sedikit menjauhi Gilang dan Gio.
“Kami akan menjaga ucapan kami jika kalian juga menjaganya.” ujar Gio yang langsung kembali pada posisi awalnya.
Seketika suasana kembali hening. Tak ada lagi keributan yang dapat mengganggu konsentrasi dokter dalam menangani Alfa dan Vega.Tak lama, dokter keluar dari ruangan tersebut membuat semua orang di sana langsung berdiri dengan gugup.
“Bagaimana Alfa, anak saya, Dok?” tanya Alfia tak sabaran.
Dokter itu tersenyum tipis. “Untuk pasien laki – laki, dia sudah siuman.Tusukan pada pasien tidak terlalu dalam sehingga tidak mengenai organ vital. Dan beruntungnya, pertolongan pertama yang diberikan sebelum pasien ditangani pihak medis membantu menghentikan pendarahan sehingga pasien tidak mengalami kekurangan darah.”
Penjelasan dokter tersebut membuat Nauval semakin merasa bersalah pada Vega. Jelas, gadis itulah yang telah memberikan pertolongan pertama untuk Alfa.