Author's song request
Sweet Night (Itaewon Class OST) - V
Malam hari di kamar Nauval dipenuhi dengan teriakan dari para penghuni yang merupakan tiga orang pemuda. Ya, siapa lagi jika bukan Nauval sang pemilik rumah, dan kedua sahabatnya.
Ketiga pemuda itu terlihat asik menatap layar ponsel masing – masing yang menampilkan sebuah video game.
“Ke bawah, Anjir!”
“Atas dulu aja!”
“Tengah dong, G*la! Itu Lord ambil dulu, Dodol!”
Kurang lebih seperti itulah teriakan ketiganya. Hingga, suara pintu yang di bukan secara kasar membuat perhatian ketiganya teralihkan.
“Ya elah, Bang! Gak bisa santai dikit?”
“Kamar gue dikasih pintu buat diketok!”
“Ck. Mati jadinya!”
Alvin yang merupakan pelaku lantas menatap sebal tiga orang pemuda yang jelas lebih muda darinya itu. “Ck. Ini penting, Al!”
“Hah?! Emang ada apa, Bang?” tanya Alfa yang langsung menghentikan permainannya. Ia menatap wajah serius sang kakak tanpa peduli dengan kekalahannya dalam game.
Alvin terlihat menatap khawatir adiknya itu. “Ikut gue balik, bokap mau ketemu sama lo.” ujarnya pelan.
“Mau apa?”
Alvin menggaruk tengkuknya gelisah. “Gue gak bisa jelasin ke lo. Please, datang dulu. Ini demi Vega.”
Rahang Alfa mengeras saat mendengar nama gadis itu di sebut. “Ck. Udah tua masih aja cari ulah!” ia menatap Nauval yang masih menatapnya bingung. “Bang, gue balik. Makasih udah nampung gue beberapa hari ini.”
Setelah itu, Alfa benar – benar pergi dari rumah Nauval. Ia bahkan membawa semua barang – barangnya.
…
“Bagus, baru pulang?” sambutan sinis itu terlontar dari mulut Gamma saat melihat anak keduanya berjalan memasuki rumah.
Alfa mengeraskan rahangnya, mengingat penjelasan Alvin saat di perjalanan pulang tadi. “Mau Ayah apa, sih?! Ayah mau Alfa semakin memberontak?! Iya?!” tanyanya dengan nada tinggi.
“Sekali lagi aku tegaskan, jauhi anak itu, Alfa!” jawab Gamma tak kalah tinggi.
Alvin menghela napasnya saat melihat sang bunda yang lagi – lagi menangis. “Bunda masuk kamar, biar Alvin yang mantau di sini.” ujarnya yang diangguki oleh Alfia.
“Alfa gak mau!” entah sudah berapa kali Alfa mengucapkan kata – kata itu.
“Jauhi dia atau dia mati di tanganku!”
Alfa meremas rambutnya gusar. “Ayah apaan, sih?! Inget, Yah! Vega juga manusia, Ayah gak berhak buat ngambil kehidupan dia! Dan sekarang, Ayah nyewa pembunuh bayaran? Ayah G*la!”
“Jaga bicaramu!” bentak Gamma tak terima. “Sekali lagi aku tegaskan, jauhi dia!”
“Yah, Alfa gak akan berulah lagi. Alfa mohon jangan kayak gini!”
“Itu hanya sebuah kalimat, Alfa! Nyatanya kehadiran gadis itu membawa akibat buruk untuk karirmu! Jauhi dia jika kamu tak ingin dia mati!” ucap Gamma telak.