Author's song request
Miss Right - BTS
“Lagi – lagi kamu membuat masalah!” teriak seorang pria paruh baya pada seorang gadis yang saat ini tengah menatapnya sengit.
“Itu masalahku. Jadi Ayah tidak perlu ikut campur.” tukas gadis itu dengan tatapan yang masih saja sengit.
Ya, pertengkaran antara anak dan ayah. Wajar, bukan?
“Masalahmu? Tidak perlu ikut campur? Kau mempermalukan namaku!”
Gadis itu lantas tersenyum miring. “Yang ayah khawatirkan hanyalah sebuah nama. Ganti saja jika sudah malu memakainya.” tuturnya seraya beranjak pergi menuju sebuah ruangan yang merupakan kamarnya.
“Ini untuk terakhir kalinya kamu dikeluarkan dari sekolah, Anak Sialan!”
Adara Vega Aquila, gadis itu, hanya menghela napas sambil bersandar pada pintu kamarnya yang sudah ditutup rapat. Lagi – lagi hanya sebuah nama dan gelar yang dibicarakan ayahnya. Ia bahkan sudah muak mendengarnya.
Tangan gadis itu bergerak mengambil ponselnya, menghubungi seseorang.
“Jemput gue di rumah, gak pake lama!”
Setelahnya, ia mengambil jaket lalu segera keluar dari kamarnya. Sesuai dugaan, ayahnya sudah pergi kembali ke kantornya. Memang, manusia satu itu hanya datang untuk mengomel saja, pikir Vega.
Vega tak ambil pusing, itu memang sudah menjadi sebuah kebiasaan. Ia kembali melangkah keluar dari rumah. Dapat ia lihat, seorang pemuda sebayanya tengah duduk di atas motor, menunggunya.
“Kali ini apa alasan lo diomelin?” ledek Arkan, pemuda itu.
Vega mengangkat bahunya tak acuh. “Seperti biasa, merusak nama baik.”
Arkan yang merupakan sahabat Vega sejak kecil sontak tertawa. Ia sudah mengetahui tabiat gadis itu. Merusak nama baik bagi Vega adalah dikeluarkan dari sekolah yang baru saja ia tempati selama beberapa bulan.
“Lo ngapain bisa sampe dikeluarin lagi?”