Saat Lathi sedang seru-serunya bermain game online, Lito meneleponnya hingga mood Lathi hancur berantakan. Karena panggilan Lito, Lathi kalah dalam pembunuhannya. Gagal total. Lathi sudah tak minat lagi untuk bermain game. Sekarang, Lathi akan marah-marah pada Lito habis-habisan.
Baru satu jam setelah sekolah bubar, Lito belum pulang dan malah mengirimnya panggilan telepon.
"Apa, sih?" tanya Lathi langsung. "Lo mau gue cekik sampai mampu?! Ganggu gue lagi main game, tau nggak?!"
Lito terkekeh kecil di sana. "Sorry, sorry. Gue juga disuruh Mami buat telepon lo. Udah makan belum?"
Kening Lathi mengerut, tapi tetap menjawab dengan ketus, "belum."
"Ya udah, sini," ajak Lito cepat.
"Ke mana?" tanya Lathi bingung.
"Papi sama Mami ada meeting sama pengurus pembangunan sekolah sampai malam, jadi nggak bakal ada makan malam, makanya lo makan sekarang," jelas Lito. "Mami udah transfer ke gue. Gue ada di nasi Padang sekarang."
"Kenapa nggak transfer ke gue?" tanya Lathi heran. Ia berdecak seraya memakai cardingan dan celana jins untuk menyempurnakan pakaiannya.
"Karena gue terpercaya soal uang-uangan," balas Lito dengan nada menyebalkan. "Kalau Mami transfer ke lo, yang ada uangnya ludes dipake beli item di game."
Lathi berdecak kesal. "Lo ada di nasi padang sebelah mana?"
"Sebelah sekolah," balas Lito.
"Otewe, nih."
***
Lathi terkejut saat melihat bahwa di meja di mana Lito duduk, bukan hanya ada Lito di sana. Adam Dery dan Aldo yang turut duduk di seberang Lito. Lathi sudah mau balik lagi karena tak mau rahasianya yang ia jaga baik-baik terbongkar begitu saja saat Lito memanggil namanya untuk segera mendekat.
Terlanjur sudah terlihat, Lathi berjalan dengan amarah tertahan dan duduk di sebelah Lito.
"Mau pesen apa?" tanya Lito dengan nada perhatian. "Gue pesenin."
Lathi menatap Lito dengan tajam. Bisa-bisanya anak ini tidak berhati-hati. Kalau begini, cepat atau lambat, Aldo dan Dery akan mengenal siapa jati dirinya. "Yang pedes-pedes aja."
"Pake daging nggak?" tanya Lito.
"Pake!" seru Lathi kesal.
"Oke," tukas Lito santai. Kemudian, ia bangkit berdiri untuk memesan pesanan Lathi. Tak lama kemudian, Lito kembali lagi dengan cengiran andalannya.