Our Lie

Dini Salim
Chapter #12

12. Hanya Teman

Saat Lathi menyanggah bola terakhir, bola tersebut melambung ke arah lapangan area lawan dan ternyata tidak diterima oleh satupun orang sebab ada tabrakan antar pemain. Dengan begitu, tim Lathi memperoleh angka lagi hingga membuatnya menjadi pemenang kategori volly putri. 

Lathi langsung meloncat-loncat riang dan tertawa bersama anggota tim yang lain. Bagaikan pelangi menghiasi sekeliling mereka, bunga-bunga bermekaran dan cahaya mentari yang hangat ikut merayakan kemenangan Lathi. 

Karena itu, Lathi menangis. Menangis terharu. 

"Hei, jangan nangis dong!"

"Aduh, ternyata Lathi bisa nangis juga, ya!" 

"Lebay banget ini jagoan kita!" 

"Mantul, La, mantul!" 

"Gue pikir, gara-gara Lathi tim kita menang."

"Kenapa nggak dari dulu juga lo ikut main, sih?" 

Dan puluhan pujian lainnya yang dilontarkan seluruh anggota volly yang hadir waktu pertandingan. Lathi segera menghapus air matanya dan saat ia mengambil tasnya, Aldo tiba di sampingnya. 

"Selamat ya," kata Aldo dengan senyuman bangga. "Udah gue bilang kan, pasti menang." 

"Lo cenayang, ya?" tanya Lathi geli. 

"Iya," balas Aldo yakin. 

"Tolong cenayang lagi," pinta Lathi serius. "Abis ini, gue bakal dimarahin Papi Mami nggak?" 

***

"Lama banget," kata Dery saat akhirnya Lathi keluar dari ruang ganti yang juga terdapat kamar mandi di dalamnya. Aldo segera berdiri menyambut kedatangan Lathi setelah setidaknya setengah jam ia menungggu kedatangan Lathi. 

Dari penampilan Lathi yang kelihatan segar, Dery dan Aldo yakin bahwa perempuan itu sudah mandi. Jelas, Lathi harus menghilangkannya segala jejak yang mengarahkan pada selain latihan vokal grup. Lathi harus wangi, tak kusam dan tak tampak lelah seperti saat ia keluar dari rumah. Kalau tidak, Papi dan Mami pasti curiga dan bisa jadi Lathi ketahuan bohong hingga untuk melihat volly saja ia dapat larangan.

"Mandi kembang tujuh rupa lo?" tanya Dery sarkas. "Lama bener, pacar gue jadi ngambek n pulang duluan. Bisa-bisa putus nih gue." 

Lathi memang meminta Dery dan Aldo untuk menunggunya sebagai bukti bahwa tadi mereka latihan vokal grup sebagai bentuk kerja kelompok mereka. Rencananya, ketiganya akan pergi ke rumah Aldo karena paling dekat untuk sekedar foto bersama dengan alat musik. 

Kebetulan sekali Aldo punya gitar di rumahnya. 

Imbalan yang akan Aldo dan Dery dapatkan adalah sejumlah uang akan akan Lathi berikan besok. Tentu dua laki-laki itu tak menolak untuk membantu Lathi, sebab Lathi sampai segitunya untuk mendapatkan bantuan. Meski tanpa uang, Aldo dan Dery pun sebenarnya bersedia membantu Lathi. 

"Sorry." Lathi tersenyum tak enak dan itu sudah cukup bagi Aldo untuk memaafkan segala kesalahan perempuan itu. "Ayo, berangkat."

Aldo dan Dery pun bangkit untuk keluar dari kawasan sekolah yang telah sepi. Mereka berjalan ke arah parkiran, lalu menelusuri trotoar-trotoar menuju rumah Aldo. Lathi berjalan di antara Aldo dan Dery, ia mengepalkan tangannya sambil menipiskan bibir. 

Lihat selengkapnya