Our Life Marriage

nurriyah zahed
Chapter #6

Bagian 6

Best Born Day, 00.00 a.m

Aku ingat dengan sangat baik, beberapa saat lalu masih tertidur dengan lelap di kamar. Dan saat ini aku sudah berada di tempat berbeda. Memang masih di tempat tidur. Tapi aku yakin ini bukan rumah kami.

Selain itu, aku juga tak lagi mengenakan piyama. Melainkan coktail dress berwarna biru muda. Bahkan ada sapuan make up tipis di wajahmu. Sungguh, aku tak habis pikir. Apa yang sedang ia rencanakan. Dan, ke mana pria itu?

Tapi yang paling mengherankan, bisa-bisanya aku sama sekali tidak menyadari. Apa aku dibius sebelumnya? Yang benar saja. Memang, setelah beberapa waktu dan mulai beradaptasi. Aku memiliki kualitas tidur yang baik. Namun kali ini sepertinya di luar jangkauan.

Aku harus menemukannya. Sebelum semua rasa penasaran ini membuatku gila. Dia berhutang banyak penjelasan. Aku keluar dari ruangan. Menuruni puluhan anak tangga. Dan belum melihat batang hidungnya. Sebenarnya ini rumah siapa?

Ku telusuri setiap ruangan dan hasilnya tidak sesuai harapan. Sebenarnya ke mana dia? Tidak mungkin kan membawaku tanpa alasan dan meninggalkan aku begitu saja.

Aku hampir sampai di pintu dan benda itu di dorong dari luar. Itu dia. "Kamu..."

"Nanti saja sayang. Sekarang ikut aku. Tapi sebelumnya, tutup mata kamu."

Hhh, baiklah. Dia tidak mungkin sekedar iseng. Aku akan mengikuti alurnya. Dia menuntunku dengan perlahan. Tak lama kami berhenti.

"Siap sayang? Buka mata pelan-pelan, oke."

Aku mengikuti instruksi. Dan aku mendapati sesuatu yang menakjubkan.

"Kejutan!" Bisiknya. "Selamat ulang tahun, sayang."

Aku tertegun untuk waktu yang lama. Ulang tahun? Aku bahkan tak begitu mengingatnya. Untuk memastikan, aku melihat ponsel di atas meja. Membuka kunci layarnya. Lalu tertuju pada deretan angka yang tertera di pojok kiri. 26 Maret. Ya, tidak salah lagi.

Aku pernah memimpikannya, tapi sekali. Mimpi yang hancur bahkan sebelum aku mengatakannya. Sudah ku bilang, semua hal yang terasa menyenangkan bagiku. Dianggap hal yang tak berguna. Sampai aku tak pernah ingin mengingat, kapan kali pertama aku muncul ke dunia ini.

"Apa ini membuatmu begitu sedih? Maaf, aku..."

Lihat selengkapnya