Kayaknya, gue harus tegasin ke hati gue,
“Dia itu baik ke semua cewek, gak ke lo aja, jadi jangan mudah baper sama perhatiannya.”
-Keyla Valerie Pranaja-
Kejadian kemarin masih teringat betul dikepala Keyla, bagaimana bisa baru pertama masuk SMA, Keyla langsung dihukum oleh senior gara-gara telat 15 menit, itupun karena si angkot gak nongol-nongol. Kalau dihukumnya ringan sih gak papa, lah ini Keyla disuruh lari 50 putaran, untung Keyla gak pingsan, buat masalah baru nanti kalau pingsan. Kali ini Keyla bangun lebih pagi, dia tidak ingin telat ke sekolah.
Pov Keyla’s
Sepeti biasa, aku menyapa semua anggota keluargaku yang sedang sarapan, termasuk Papa yang memperlhatkan sikap dinginnya.
“Tumben dek, biasanya bangun jam setengah tujuh, ini baru jam 6 lo udah siap.” Kata Kakakku yang menyahut sapaan pagiku. Bukannya menyapa dengan selamat pagi juga, eh ini malah bertanya yang unfaedah.
“Kan gue murid teladan Kak, makanya bangun pagi”
“Alah, bilang aja udah jera gara-gara dihukum Rangga kemarin.”
Isss, Kakakku ini, tidak bisakah ia tidak membuka kejadian kemarin didepan Mama dan Papaku kalau Papa sih gak papa, karena Papa memang tidak peduli, kalau Mama, liat aja, Mama udah natap aku kayak mau mangsa korban.
“Uhuk-uhuk, apa sheira bilang, kamu dihukum, Keyla?”
“Iya Ma, dia kan kemarin telat, jadi dihukum lari 30 putaran, bukannya menuruti, Keyla malah berteriak di depan Rangga, bilang Rangga gila lagi.”
“Astaga Kak, pasti congil itu kan yang beritahu Kakak?”
“Congil?”
“Iya, cowok tengil, menyebalkan.”
“Hei, dia itu teman Kakak, jangan diejek, Key.”
“Astaga, kalian berdua ribut banget sih, Keyla, lain kali jangan kayak gitu dong, jadi perempuan itu harus lembut, kalau kamu kasar gitu, mana ada laki-laki yang suka sama kamu.” kata Mamaku.
“Hahaha. Denger tuh.”
Setelah selesai bersenda gurau bersama, kamipun beranjak keluar rumah, seperti biasa Kakakku dijemput oleh tukang ojeknya—eh maksudku temennya. Tapi, saat cowok melepaskan helmnya dan tersenyum manis pada Kakakku, aku sempat tertegun, bukannya cowok itu ganteng, tapi . . .
Dia itu Kak Rangga, iya congil yang menghukumku semalam, Rangga Wijdan Ardhani.
“Jadi, Kakak gue suka sama Kak Rangga, congil menyebalkan macam dia, ngapain Kak Sheira suka.” gumamku.
*****
Keyla cepat-cepat ke halte bus, karena daripada menunggu angkot yang gak nongol-nongol kayak Bang Toyyib lebih baik naik bus yang sudah pasti datang jam berapa. Bus sudah terparkir disana, ada banyak anak sekolah yang masuk ke dalam. Keyla langsung berlari ke arah bus dan naik ke dalam bus. Keyla duduk di kursi penumpang. Kini pandangannya ke jendela bus. Dahinya mengerinyit melihat dari luar ada beberapa orang yang adu otot, tanpa piker panjang, Keyla langsung meminta supir bus untuk menghentikan busnya. Keyla langsung turun dari bus dan menghampiri orang tersebut.
“Hey, hentikan! Mau gue laporin ke polisi, hah?” ucap Keyla, tapi mereka tidak mempedulikan keberadaan Keyla.