Our Story

Arinaa
Chapter #1

Part 1

Seorang gadis berumur 16 tahun berlari dengan semangat dari kamarnya yang berada di lantai atas ke bawah hanya untuk menghampiri ayahnya yang sedang menikmati meminum teh di sore hari dengan ditemani koran yang sedang ia baca.

"Pa, lihat. Bagaimana penampilan Yura?"tanya gadis itu sambil menunjukkan seragam sekolah yang akan ia gunakan esok.

"Yura, kamu mau diapakan juga tetap saja cantik. Kenapa kamu jadi semangat begini hm?" Balas sang ayah yang melihat anaknya sangat bersemangat menyambut hari pertama sekolahnya.

Yura tertawa kecil mendengar jawaban yang keluar dari mulut ayahnya. Ia bahkan menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal.

"Besok kan hari pertama Yura masuk SMA Pa. Jadi Yura harus memperhatikan penampilan Yura."ucap Yura.

Ayahnya tersenyum melihat semangat dari putri satu-satunya.

"Duduk dulu, Papa mau bicara sesuatu sama kamu."ucap ayahnya sambil menepuk pelan sofa disampingnya agar sang anak mendapatkan tempat.

Yura lalu menurut dan langsung dudul disamping ayahnya siap mendengarkan dengan seksama apa yang akan dikatakan oleh ayahnya.

"Yura, mulai besok Pak Suryo yang akan antar jemput kamu di sekolah. Lalu Papa mau kasih ini sama kamu." Ujar ayah Yura lalu memberikan satu kartu atm untuk anaknya itu.

"Semua uang saku dan uang jajan kamu setiap bulan akan Papa transfer kesana. Kamu gunakan dengan bijak ya."ucap ayahnya.

Yura yang diberitahu mengangguk tanda ia mengerti dan mengambil kartu atm yang diberikan ayahnya.

"Sama ada satu hal paling penting yang mau Papa kasih tau ke kamu. Yura tidak boleh menjalin asmara dengan siapapun sebelum kamu lulus sekolah. Papa mau Yura hanya fokus belajar dan menjadi nomor satu diantara teman-teman Yura. Yura paham maksud Papa?" Ujar ayahnya.

"Iya Pa, Yura paham. Terima kasih ya Pa untuk kartunya. Yura akan gunakan sebaik mungkin."ucap Yura.

Yura mengangguk paham. Tanpa ia sadari justru permintaan yang terakhirnya yang akan menjadi boomerang untuknya.

~

Esok paginya, keluarga Sapurta itu sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Adrian Saputra selaku kepala keluarga disana, dan istrinya Diandra Malik Saputra tengah menunggu kedua anak mereka yang masih bersiap dikamar masing-masing.

"Bi, tolong panggil Yogi sama Yura. Nanti mereka bisa telat. Sarapannya sudah selesai sejak tadi." Pinta Diandra pada salah satu asisten rumah tangganya.

"Baik Nyonya. Saya akan panggilkan Non Yura sama Den Yogi." Balas asisten rumah tangga itu lalu bergegas menuju kamar anak dari majikannya.

Namun baru saja sampai ditangga, ia sudah melihat kedua anak itu turun.

"Ih Kak Yogi mah iseng. Nanti baju adek lecek ini." Keluh Yura karena diganggu oleh kakaknya.

"Cie adek kakak udah masuk SMA aja ini. Perasaan baru kemarin dek kamu pake baju putih merah. Sekarang udah putih abu-abu aja. Awas nanti banyak yang godain loh." Balas Yogi sambil merangkul adiknya.

Jarak umur 9 tahun antara kakak dan adik itu membuat keduanya memang sering sekali mengerjai satu sama lain. Terutama Yogi sang anak sulung yang suka sekali mengganggu adiknya yang sangat manja itu.

"Non, Den sudah ditunggu Tuan dan Nyonya di meja makan." Ucap bibi pada mereka berdua.

Lihat selengkapnya