Our Summer

Erlang Kesuma
Chapter #4

Rasa Melody

“Senyuman adalah sesuatu yang misterius. Tak ada yang mampu menerka maksud dari senyuman seseorang, kecuali orang itu sendiri.”

“Huh, selesai juga.”

Arasya kini telah bisa menarik nafasnya lega. Para pengunjung kafe sangat senang dengan penampilan mereka dan yang lebih baik lagi adalah mereka semua mendapat kontrak untuk mengisi acara seminggu sekali di kafe tersebut. Teman-teman pengiringnya telah pulang selepas bertemu dengan pemilik kafe. Kini hanya tinggal Arasya dan Reyhan. Mereka berjalan ke parkiran.

“Lo harus lebih ngulik lagi tentang lagu lama Sya,” saran Reyhan pada lelaki itu.

Dia merasa senang karena untuk pertama kalinya sang sahabat memperoleh kontrak tetap. Ini sebuah kemajuan yang baik untuk masa depan perekonomian Arasya.

“Iya sih, dan gue masih gak nyangka kalau para Opa dan Oma itu suka lagu tadi,” jujur Arasya.

“Sya sini!”

Mereka berdua kini bergegas menghampiri Arman, Doni dan Melody. Sesaat sampai, kedua lelaki itu langsung merangkul Arasya dari samping dan mengacak rambutnya.

“Keren banget lo tadi Sya!” kata Arman sambil sedikit terkekeh.

“Iya Sya, kalau Umi gue ada disini dia pasti juga bangga lihat lo tadi.” Doni tak mau kalah, ia menimpali pujian Arman.

“Ah biasa aja kok,” Arasya merendah.

“Tapi Sya… Gimana rasanya dicium Oma Oma?”

Arman dan Doni benar benar sudah tak bisa menahan tawa mereka. Di saat momen itu, Arasya telah turun dari atas panggung dengan niatan mengajak para pelanggan café bernyanyi secara langsung. Setelah selesai dan memberi penghormatan, dirinya malah dicium. Bekas gincunya pun masih berbekas di pipi kiri Arasya, walau telah ia bersihkan di toilet.

“Dosa lo gede kalo ngetawaiin orang tua.”

“Ekhm”

 Mata ketiga cowok itu kini melirik ke Reyhan. Arasya menaikan alis seolah bertanya ‘kenapa’ pad Reyhan. Lelaki itu menggeleng. Kemudian ia memberi kode menggunakan matanya.

“Sorry Mel,” ucap Arman dan Doni berbarengan.

Melody Queenzy, merupakan teman sekelas Arasya di XII IPS 1. Salah satu gadis paling popular di sekolah. Selain parasnya yang cantik, ia juga pintar dan sangat ramah. Merupakan juara kelas dan peringkat ke lima umum di SMA Harapan. Dia merupakan seorang pribadi yang menyenangkan dan gadis yang begitu perfect dari pandangan Reyhan.

“Ternyata kalian seakrab seperti yang orang-orang bilang ya,” sahut Melody seraya tersenyum.

Gadis itu memakai sebuah dress berwarna peach, dengan flat shoes putih malam ini. Rambut hitamnya yang biasa terurai kini ia cepol membuat wajah bulat dengan lesung pipit itu terlihat dengan jelas malam ini.

“Udah biasa itu Mel, bahkan Arman dan Doni kalau ketemu pasti cipika-cipiki dulu.”

Seketika keduanya langsung melepaskan pelukan mereka dari Arasya. Mereka saling menatap geli satu sama lain. Idih amit amit coy.

“Gue masih normal ya Buaya Rawa!” protes Arman tidak terima.

“Walau gue gak dikasih pacaran sama Umi, tapi gue masih suka cewek kali Rey!” Doni kini membela dirinya.

Gadis itu kini tertawa melihat tingkah mereka. Ternyata mereka memang sangatlah akrab satu sama lain. Sedangakan Arasya, dia terus mengusap dagunya sambil menatapnya keduanya. Arman dan Doni sangatlah Sus.

“Tapi nih Mel, kalau gue boleh jujur. Lo kelihatan cantik banget malam ini.” Reyhan memuji Melody.

Arman mulai memutar bola matanya malas. “Buaya mulai mangap, gombalannya terbang-terbang nih!” sindirnya.

Arman tak salah berkata demikian. Karena Reyhan merupakan tipe cowok ganteng yang memang tak menyianyiakan ketampanannya. Dialah orang yang paling banyak mempunyai mantan pacar diantara mereka berempat. Mottonya sangatlah sulit dibantah. Gue itu tipe cowok yang menghargai perasaan wanita, jadi gue gak ada hati buat nolak perasaan tulus mereka itulah yang ia sering katakan.

“Gue gak gombal kok, coba lo tanya Arasya.” Ia menunjuk Arasya. “Melody kelihatan cantik kan Sya?” tanyanya.

“Iya, Cantik.”

Lihat selengkapnya