Out Life

Nurprastiwi
Chapter #2

Aku-Pertama

  “Punya istri kerjaannya santai-santai. Belanja online setiap hari. Masak nggak pernah, nyuci nggak pernah, urusin anak apalagi. Mau gimana sih kamu ini? Aku udah capek-capek kerja buat kebutuhan kita. Kamu malah asik online setiap hari. Nggak mikir gimana susahnya cari uang jaman sekarang ini.”

  “Heh, kamu itu ya. Bisa-bisanya ngomong sok bijak kaya gitu. Kamu yang nggak mikir! Setiap aku mau belanja, aku minta duit sama Mamaku, aku nggak pakai duit kamu. Sok-sokan bilang kerja, bilang cari duit. Kamu itu kalau mau ngomong sadar diri dulu! Setiap hari kamu main game sama teman-teman kamu itu udah ngabisin duit berapa aja? Hah?!”

  “Memang kamu itu pinter buat membolak-balikkan fakta. Dasar perempuan!”

  “Emangnya siapa yang membolak-balikkan fakta? Kamu sendiri yang nggak tahu diri!”

  “Ah, udahlah. Capek aku sama kamu.”

  “Ya terserah!”

Begitu. Selalu. Setiap hari. Mereka adalah orang tua gue. Mama sama Papa gue. Mereka selalu saling menyalahkan satu sama lain. Itu terjadi setiap hari, sampai gue besar dan beranjak remaja. Mereka selalu beretengkar. Hal kecil selalu dibuat keributan yang luar biasa. Kadang, nggak segan-segan salah satu dari mereka sampai mengancam untuk bunuh diri. Tapi, yang gue heran adalah, kenapa mereka nggak cerai aja.

Bukannya gue berharap yang nggak baik buat mereka. Tapi, gue berpikir bahwa dengan mereka bercerai, mereka nggak akan bertengkar lagi, dan hidup mereka akan damai satu sama lain. Tapi, itulah kebingungan gue. Mereka nggak bercerai.

Gue hidup di keluarga yang gue nggak tahu alur kehidupannya mau gimana. Kalau dibilang kaya, gue nggak ngerasa kaya. Kalau dibilang miskin, gue juga nggak ngerasa miskin. Tapi gue nggak tahu, ini hidup bakalan kaya gimana kalau diterusin.

Sejak kecil, masuk TK gue setiap hari mendengar mereka bertengkar hebat. Entah itu pagi hari, atau sore menjelang malam. Papa gue kerja. Tapi gue nggak tahu kerja apa dia di luar sana. Mama gue hobbynya gosip sama temen-temennya di group whatsapp. Memang benar sih kata Papa gue, Mama sukanya belanja online. Hampir setiap hari ada kurir datang ke rumah buat nganterin belanjaan. Mama selalu beli baju baru, sepatu, tas, jam tangan, dan yang lainnya yang berkaitan sama fashion.

Lihat selengkapnya