Hari ini semua orang heboh dengan tim futsal himpunan masuk ke babak final suatu kejuaraan kampus. Awalnya aku tidak ikut memusingkan hal itu. Namun kali ini berbeda, seseorang mengajakku. “Zi nanti malem dateng ya? Nonton gue main.” Itu Gilang yang berbicara seraya menyentuh lenganku. Yang entah bagaimana menjadi sengatan listrik untukku. Bahkan seketika jantungku berdegup lebih kencang. Gilang menatapku dalam penuh harap serasa aku terhipnotis untuk tidak bisa mengatakan ‘tidak’ padanya.
“Iya Lang. Nanti dateng kok.”
“Makasih Zi, lu emang temen yang supportif.” Aku mendengarnya penuh dengan ketulusan.
Tidak hanya Gilang, kali ini Diva berlari ke arahku. “Zizi! Pokoknya nanti malem lu kudu ikut ya. Gue nggak pernah lihat lo deh soalnya. Nanti habis kelas langsung ke lapangan bareng ya!”
Aku tersenyum. Gilang dan Diva kali ini seakan benar-benar melihatku. Seakan aku mulai membuka diri kepada mereka berdua, orang yang ingin aku anggap teman pertamaku di kampus ini. “Lang.” Aku menyapa Gilang yang duduk tepat di sebelahku. Gilang hanya berdeham tanpa menoleh ke arahku. “Terima kasih.” Ucapku lagi kepadanya.
Baru setelah itu Gilang menoleh menatapku dan mengangkat satu alisnya heran, “Untuk apa?”
“Mau nemenin gue. Lu bener, sendirian itu ngebosenin.”
Gilang tersenyum, “Sama-sama.”
***
Lapangan pertandingan sudah sangat ramai penuh dengan mahasiswa. Baik itu pemain, supporter, atau sekadar menonton saja. Aku duduk di tribun supporter bersama Diva yang sibuk ngobrol dengan Jani di sebelahnya.
“Div, lo emang udah kenal lama ya sama Gilang?”
“Udah sejak SMP gue sama dia. Ya udah tau lah brengseknya Gilang sampai nangisnya dia gue juga udah tahu haha.”
Diva dan Jani terkekeh asyik mengobrol. Aku ingin ikut saja menimbrung tapi aku saja tidak tahu harus mengangkat topik apa berbicara dengan mereka. Alhasil ya aku hanya duduk anteng melihat lapangan yang masih lengang.
Pemain sudah masuk. Aku melihat satu per satu pemain dari himpunanku dan menemukan seseorang dengan nama jersey ‘Gemilang’. Itu adalah Gilang, yang selanjutnya berbalik badan dan melambaikan tangan seraya tersenyum ke arahku.