Outsider

Susanti
Chapter #13

Bagian 13 - Tom

Jantungku terus berdebar. Bagaimana tidak? Mendapati kabar bahwa Spencer berhasil membuat janji temu dengan Poem membawaku ke langit ke tujuh. Bahkan hingga keesokan harinya, kebahagiaan yang aku rasakan tak kunjung memudar.

Seolah menjawab imajinasiku selama ini, jadwal bertemu Poem di hari yang telah dijanjikan Spencer padaku membuat kesabaranku semakin sulit kukendalikan. Ah, andai saja waktu dapat aku percepat.

Aku terus meyakinkan diriku jika penantian selama dua malam bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan belasan tahun yang kulalui setelah perpisahan kami.

Penantian mendebarkan itu pun tiba bersamaan dengan hari kedua Gloria menjalankan tugasnya di pameranku. Hari sebelumnya, aku hanya mampu memperhatikannya dari kejauhan. Jangankan menyapa. Aku bahkan tidak memiliki keberanian untuk mendekatinya.

Hari ini kubulatkan tekadku. Aku berencana mengajak Gloria makan siang di sela waktu istirahatnya. Aku tak sabar untuk mengatakan padanya bahwa sore nanti ibunya memiliki janji temu denganku.

“Sepertinya mood-mu membaik beberapa hari ini. Hal menyenangkan apa yang membuatmu seperti ini, huh?”

Suara Hannah membuatku tersenyum simpul. Andai saja dia mengetahui kebahagiaan kecilku. Pertemuan yang sangat tidak terduga antara aku, Gloria, dan Poem masih menjadi rahasia kecilku. Alih-alih menceritakan padanya, aku meraih salah satu sereal dari rak department store yang aku kunjungi bersamanya pagi ini.

“Humm … biasa saja.”

“Oh! Sereal itu … kau menyadarinya? Ini adalah sereal yang paling diminati remaja akhir-akhir ini. Kau … juga ingin mencobanya?”

“Hahahaa … yang benar saja! Ini bukan karena serealnya. Lihatlah! Ini Andromeda. Idola paling populer akhir-akhir ini.“

“Oh … sepertinya kau benar. Beruntung kita mendapatkan mereka mengisi acara hiburan di pameran. Akan lebih baik jika kau berhasil mengakuisisi agensinya.”

“Sulit sekali mendapatkan mereka. Hmm ... haruskah aku mencobanya?”

“Mengakuisisi Star Entertainment?”

“Oh, maksudku … serealnya. Sepertinya rasanya tidak buruk.”

Entah karena memikirkan Gloria atau yang lain, tanganku tanpa ragu meraih beberapa kotak sereal dengan cover yang dipenuhi wajah member Andromeda. Lebih parah lagi, entah pikiranku yang mulai kacau karena dipenuhi oleh Poem sejak dua malam berturut-turut, sekilas aku mendapati Poem berdiri tidak jauh dari tempatku.

Saat kupastikan kembali tidak kutemukan sosok Poem di sepanjang pandanganku. Aku tertawa geli karenanya sembari menggumam lirih.

“Hahaa … aku pasti sudah gila.”

“Apa yang kau katakan?”

Suara Hannah disertai kedua alisnya yang terangkat membuatku sedikit tergagap.

“Ah … tidak ada. Ayo kembali ke pameran.”

Sesaat setelah kembali dari department store, aku berkeliling di pameran. Sembari mencari Gloria, aku berpura-pura melakukan cek ulang di sekitar tempatnya bertugas. Setelah puas menatap wajahnya, aku kembali ke hotel. Bersiap melakukan rapat online untuk pekerjaanku di EsconderW.

“Pak Direktur, ehm … mungkin ada baiknya jika Anda kembali. Apakah ada sesuatu yang membuat Anda tidak percaya pada tim penyelenggara pameran di Kota Snow ini?”

Pertanyaan Spencer sebelum rapat dimulai membuatku mengangkat kedua alisku. Aku yang tidak menjawabnya membuatnya kembali berucap.

“Jadi … umm … beberapa pegawai bertanya pada saya terkait hal itu. Saya paham jika kepercayaan Anda pada Hannah Bale tidak diragukan. Sebagai pemimpin tim penyelenggara pameran, saya yakin tidak mungkin beliau akan mengecewakan Anda. Hanya saja … anggotanya mengeluh pada saya. Mereka … merasa terus diawasi oleh Anda.”

Aku menghela napas mendengar mendengar ucapan Spencer. Sembari menggerutu aku menjawabnya dengan ketus.

Lihat selengkapnya