Overcast Wedding

Ayu Andini Sekarmelati
Chapter #2

Bab 1. Time Changed Everything

Namanya berubah seketika. Grisla Ainsley Duntless menjadi Grisla Ainsley Poldi. Sudah dua kali gadis itu mengalami perubahan nama meski yang kedua ini tak begitu mempengaruhi sikapnya seperti dulu. Tentu saja ia muak, lelah dengan semua yang dijalani. Baginya ini bukan dunia nyata. Melainkan hanya sebuah delusi yang mengurungnya selama tahun-tahun belakangan ini.

Senyumnya sudah tak lagi mengembang seperti beberapa jam yang lalu. Tubuhnya merasakan rasa lelah yang teramat hebat hingga ia seperti ingin tumbang. Tapi Grisla berusaha menetralkan semua yang tengah ia rasakan. Lelah, marah, sedih. Ia berusaha agar semua kelihatan baik baik saja seperti yang dikatakan ibunya. Hanya untuk malam ini, Grisla akan mencoba memendam perasaannya. Kemudian ketika hari berganti dan suaminya pergi meninggalkannya untuk bekerja, maka ia akan menumpahkan segalanya. Sepuasnya. Sampai ia merasa puas bahwa segalanya telah berakhir seperti yang mereka inginkan.

"Grisla, kemarilah sayang." Ujar Lucinda dari kejauhan.

Ia mengangguk dan beranjak dari kursinya. Berjalan mendekati ibunya yang berada agak jauh membuatnya semakin merasa penat. Apalagi ditambah banyaknya tamu undangan yang memenuhi tempat resepsinya. Gaun pernikahannya yang berkonsep off-shoulders ball gown juga menghambat gerakannya. Sehingga ia merasa kesulitan hanya untuk menggapai ibunya.

"Ada apa bu?" Katanya setelah sampai di hadapan Lucinda.

Terdengar bisik bisik dari mulut kolega ibu dan ayahnya mengenai penampilannya yang begitu sempurna itu. Meski ia mendengar pujian itu, Grisla merasa itu bukan untuknya.

"Kedua mertuamu ingin bicara sesuatu." Kata Lucinda.

"Hah, ya Grisla. Kudengar kau pandai menyanyi." Jeff tersenyum pada menantu barunya itu. "Bisakah kau membawakan sebuah lagu untuk kami. Oh, kau tidak akan sendirian, James pandai memainkan beberapa alat musik. Akan kusuruh anak itu menemanimu."

Grisla memandang pria itu dengan jengah. Ada sedikit rona merah yang memenuhi pipinya. Pria yang mengenakan tuxedo hitam sama seperti putranya itu tak kalah tampan. Namun bedanya, ada semburat karismatik yang masih terpancar di wajahnya yang sudah kelihatan menua.

"Ah, itu dia James." Kepalanya mendongak kearah seorang pria muda yang berjalan diantara kerumunan tamu yang berebut mengucap selamat kepadanya. "Sebentar, akan kupanggilkan dia untukmu."

Jeff kemudian pergi mendekati putranya. Manik biru Grisla ikut mengekor kemana perginya ayah mertuanya tersebut. Sedetik kemudian ia berbalik, karena pandangannya bertemu untuk kedua kali dengan manik green forest milik James. Hangat yang ia rasakan ketika James menatapnya. Seakan tatapan lembutnya itu mengusir segala duka yang tinggal di hatinya. Ia menyentuh dadanya tepat dimana jantung yang berdegup kencang itu disimpan. Ada emosi luar biasa yang tak bisa ia ekspos. Dan hanya sesimpul senyum yang samar yang dapat mewakili perasaanya.

"Kau kenapa Grisla?" Tanya Lucinda.

Ia merasa gugup karena perilakunya barusan dilihat oleh Lucinda. "Ah, tidak apa ibu. Aku baik."

Manisnya dia, pikir Lucinda. Dengan melihatnya tersenyum seperti itu membuat hatinya cukup tenang. Setidaknya, Grisla akan baik baik saja. Ia akan bahagia bersama James. Lucinda tahu betul bagaimana perangai James ketika memperlakukan perempuan disekitarnya. Jadi Lucinda tak punya alasan untuk khawatir jika Grisla akan tersakiti lagi.

Grisla menoleh ketika merasa ada tangan dingin yang menyentuh pundaknya. Wajah James yang begitu menyihir itu berada didekatnya. Sambil tersenyum pula. Grisla pikir pria yang telah menjadi miliknya itu tidak punya kisah sedih sehingga ia mampu tersenyum di setiap saat kepada siapapun. Ia sangat hangat sebagai lelaki yang sudah beristri. Bagaimana jika asumsi nomor tiganya tentang pernikahan itu benar benar terjadi. Grisla tidak ingin mendapat predikat janda di usia muda.

Pikiran sialan itu tiba tiba saja muncul dan seketika ekspresi di wajahnya berubah menjadi pucat. Baru saja menikah beberapa jam, aku sudah punya pikiran yang mengerikan, pikir Grisla. Ekspresi wajahnya menjadi datar, bahkan terlihat sangat membosankan karena rona merah yang telah muncul tadi mendadak hilang.

Grisla pun mulai menatap James dengan curiga.

Lihat selengkapnya