Suara alarm memekakan telingaku. Cahaya matahari juga sangat menyilaukan. Kesadaranku belum sepenuhnya terkumpul. Penat rasanya tubuhku saat ini, sehingga kelopak mataku enggan terbuka. Kemarin adalah hari yang begitu panjang. Tanganku sampai sakit ketika menyalami banyak tamu dan kerabat yang datang.
Astaga, benar, ini hari pertamaku berperan sebagai istri. Bukan lagi sebagai gadis remaja yang bebas bangun jam berapa saja.
Dalam seperkian menit aku sudah beranjak dari ranjang dan bergerak menuruni tangga dengan cepat. Menuju dapur dan segera menyiapkan sarapan untuk James. Aku tidak melihatnya di ranjang tadi. Mungkin ia sedang mandi. Aku tak boleh mengecewakannya. Meskipun ini bukan pernikahan yang kumau. Tapi sekarang aku harus mempertanggung jawabkannya.
Aku mengambil sebuah telur dan mentega dari kulkas. Kemudian dengan cepat aku mengambil skillet dari tempat tergantungnya benda itu. Aku menarik nafas dalam satu, dua, hingga tiga kali. Aku pasti bisa.
"Apa yang nyonya lakukan?" Suara Ny. Kerry mengagetkanku.
"Astaga, kau mengagetkanku bu." Kataku. "Aku ingin membuatkan James sarapan."
Ny. Kerry tertawa. Ia bergerak maju dan mengambil skillet yang berada ditanganku.
"Sebaiknya nyonya muda cuci muka saja. Perbaiki kunciran rambutmu. Tuan sudah menunggumu di meja makan."