⦈⦊︽⦉⦇
"Keluar! Seseorang ingin bertemu denganmu!"
Lysandra mengerutkan kening saat seorang Garda berdiri di depan jeruji besi ruang karantina miliknya sambil membuka pintu, sedangkan Garda lain yang hadir di belakangnya berjaga dengan senjata jika Lysandra memilih untuk kabur.
Borgol berwarna hitam dengan sensor sidik jari Garda langsung dipasang di kedua pergelangan tangan Lysandra dan langsung menghilang saat terdengar bunyi klik. Mata turquoise sang wanita melirik dua Garda yang mengawalnya keluar dan pandangan penuh tanya dari Aquilin serta Laraen.
Siapa yang ingin bertemu denganku? Aku tidak punya kenalan siapa pun di pulau ini! Apa mungkin itu Kak Foy? Atau jangan-jangan guru Shuan? batin Lysandra mengira-ngira dan menunggu dengan tenang saat dua Garda yang membawanya berhenti di depan sebuah pintu besi.
Angin hangat segera menyambut Lysandra yang masuk ke dalam ruangan. Meski sederhana ruangan itu jelas hangat dan sangat cocok untuk beristirahat.
"Senang bertemu denganmu lagi, Lysandra Lunaria."
Ekspresi kesal terlihat jelas hadir di wajah Lysandra saat suara dari sosok familiar itu memasuki indera pendengarannya. Dua Garda yang mengawalnya menunduk hormat ke arah pria muda yang berdiri membelakangi dan segera beranjak keluar dari ruangan.
Mata ruby itu kembali bertemu pandang dengan Lysandra dan kali ini wajah sang pria terlihat jelas olehnya. Tidak ada lagi penutup mata atau masker wajah yang menutupi wajah sang kapten Garda. Lysandra kenal dengan sosok tersebut, kapten Garda yang dihindari oleh masyarakat Vitalion dan selalu mendapat umpatan dari Shuan.
"Kenapa Anda ingin bertemu dengan saya? Saya pikir saya tidak membuat masalah dengan Anda sejak pertemuan terakhir."
Suara Lysandra menggema membuat senyum tipis hadir di wajah rupawan sang kapten. "Bagaimana rasanya berada di ruang karantina?"
Pertanyaan lain yang terlontar membuat Lysandra mengerutkan kening dan memilih bungkam. Tidak gentar meski mata ruby sang kapten merenungnya tajam. Tak lama tawa kecil keluar dari mulut pria di depannya.
"Aku selalu menemukan hal menarik saat bersama denganmu dan juga aku tertarik dengan rahasia kecil yang kamu sembunyikan. Jadi, bagaimana mungkin aku akan melewatkan waktu istirahat dengan membosankan disaat bertemu denganmu semuanya menjadi menyenangkan?"
Lysandra memilih diam, semakin banyak jawaban yang dirinya berikan, semakin mudah sosok di depannya untuk menggali dan mendapatkan apa yang dirinya mau. Terlalu larut dalam pikiran membuat Lysandra abai dengan sekitar. Wanita itu tersentak dan segera menggunakan lengannya untuk menangkis tangan yang hendak mendekat, membuat tawa kecil kembali menggema di sekitar.