⦈⦊︽⦉⦇
Sakit!
Rasanya sangat sakit!
Kenapa semua ini terjadi kepadaku?
Apa salahku sampai harus seperti ini?
Lysandra tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu. Satu jam? Dua jam? Entahlah ... semua rasa sakit yang menyerang tubuhnya membuat indera Lysandra tumpul. Saat kabel-kabel hitam itu mulai menyala, menghantarkan sengatan listrik ke tubuh Lysandra.
Hal yang pertama dirasakan Lysandra adalah tubuhnya yang mati rasa, kemudian berubah menjadi rasa panas diikuti rasa sakit seolah tubuhnya dikuliti. Teriakan tertahan yang dikeluarkan Lysandra sejalan dengan batuk darah yang keluar dari sudut bibir. Lysandra yang tubuhnya sudah banjir keringat itu bergerak gelisah di atas kursi kayu, sedangkan pria-pria asing itu hanya berdiri diam di tempat dan mengamati dengan tenang.
"Sudah 9 jam dan dia masih sadar. Hebat juga wanita itu." Pria dengan pakaian serba hitam dan ujung lengan baju berwarna kuning itu terkekeh.
Pria asing yang menjambak rambut Lysandra juga ikut tertawa seraya mengusap wajah, menampilkan lengan baju dengan ujung merah terang. Warna tersebut menjadi identitas mereka sekaligus kode rahasia untuk mereka berkomunikasi.
"Itu benar. Biasanya dalam hitungan menit orang-orang akan pingsan atau bahkan mati, tapi lihatlah dia. Subjek yang sangat bagus untuk percobaan kita, bukan?"
Keduanya kembali tertawa mengabaikan teriakan kesakitan Lysandra dan darah merah tua yang keluar dari sudut bibirnya. Hingga akhirnya kepala Lysandra terkulai lemah ke sisi kiri kursi membuat tubuhnya hampir saja jatuh jika tidak ada rantai yang melingkar di sekeliling dada.
"Sepertinya cukup untuk hari ini. Kita bisa melanjutkannya besok dengan ramuan yang baru."
Semua orang mengangguk setelah mendengar perkataan tersebut dan bergerak melepaskan rantai yang terpasang di dada serta pergelangan tangan dan kaki Lysandra. Mereka bergerak cepat memindahkan tubuh Lysandra ke ruangan yang berada tepat di bawah ruang besi tersebut.
Hanya ada satu tempat tidur serba putih di sana, lalu kamar mandi kecil yang ada di sisi lain ruangan dan jendela besar yang menampilkan pulau Agarkan serta daratan tandus yang tak lagi terjamah manusia untuk waktu yang lama. Di setiap sudut ruangan terdapat aerosphere yang memasok oksigen ke dalam ruangan sehingga bisa dipastikan tanpa aerosphere miliknya pun Lysandra masih bisa bernapas.
"Apa menurutmu anak ini akan selamat?"
Pria berpakaian serba hitam dengan ujung pakaian berwarna hijau, kita sebut saja panggilannya Hijau itu bertanya memecah hening ke arah rekannya yang biasa dipanggil Jingga.
"Entahlah. Tuan Merah tampaknya sangat berambisi untuk menjadikannya subjek uji coba. Apa kau tau alasannya?"