Oxygen Paradox

White Blossom
Chapter #12

#12 Hingga Waktu Tiba

⦈⦊︽⦉⦇


Klang! Ctang!

"Argh! Sakit! Lepaskan aku!"

Lysandra bergerak gelisah membuat rantai yang terpasang di kedua pergelangan tangan serta kaki bergelontang di atas lantai. Kali ini tubuh Lysandra berada dalam posisi tergantung dengan punggung bertopang pada dinding besi di belakangnya. Permukaan dinding besi tersebut tidaklah halus, terdapat duri-duri tajam yang siap memberikan lukisan merah pada tubuh Lysandra.

"Berisik sekali! Tidak bisakah kalian membungkam suaranya?" 

Merah bersuara dan mengamati Lysandra dari sudut ruangan, sedangkan hijau melirik Jingga yang mengangguk kecil. Keduanya segera mendekat ke arah Lysandra seraya membawa kain hitam panjang.

Percobaan yang dijalani Lysandra kali ini adalah menguji ketahanan tubuhnya terhadap salah satu racun yang mematikan dari dunia sebelumnya yaitu, Ricin.

"Vitalion terkenal dengan ketahanan tubuh yang baik. Jadi biarkan kami menguji sejauh mana kekebalan tubuhmu terhadap racun."

Itulah kalimat yang diingat Lysandra dari Merah sebelum dirinya kembali di rantai. Mata turquoise Lysandra memandang Hijau dan Jingga yang mendekat ke arahnya. Air mata yang mengalir membuat pandangan Lysandra sedikit kabur.

"Tujuan kami adalah menciptakan pasukan terbaik yang kebal terhadap serangan apa pun! Sehingga tidak ada yang bisa menghentikan rencana kami!"

Lysandra mengepalkan tangan, saking kerasnya hingga membuat telapak tangannya berdarah. Tatapan tajam Lysandra membuat langkah Hijau sedikit terhenti, dirinya bisa merasakan dengan jelas amarah yang tersimpan dari tatapan Lysandra.

Aku ... tidak akan pernah membiarkan diriku ikut serta dalam rencana mereka! batin Lysandra seraya berusaha melepaskan diri membuat bunyi rantai kembali bergema.

Jingga berdiri tepat di depan Lysandra. Memandang kabel-kabel yang menghantarkan cairan berisi racun Ricin masuk ke dalam pembuluh darah Lysandra.

"Peraturan pertama adalah tidak boleh ada keributan, Nona. Maka dari itu kami harus menutup mulutmu!"

Hijau hanya berdiri tenang di belakang Jingga yang mulai memasang kain hitam untuk menutupi mulut Lysandra. 

"Aku ... tidak akan memaafkan kalian semua!"

Suara Lysandra segera teredam saat kain hitam itu sempurna menutupi mulutnya. Tubuh Lysandra kembali mengejang, efek racun telah meningkat dari sebelumnya.

Suhu tubuh Lysandra naik, terlihat dari keringat yang membasahi tubuh, wanita muda itu juga kesulitan bernapas dan kulit Lysandra membiru.

"Efeknya sudah terlihat, Tuan." Pria berpakaian hitam dengan ujung lengan baju biru berkomentar di samping merah.

"Ya, dia bertahan dengan baik. Vitalion memang terlahir dengan kekebalan tubuh yang kuat."

Biru mengangguk menanggapi penjelasan Merah. Perhatiannya kembali terarah ke Lysandra yang kejang-kejang.

"Bukankah Vitalion terlahir dengan kekuatan, Tuan? Bagaimana jika kekuatan Nona itu mengacaukan percobaan kita?" tanya Biru setelah menyadari sesuatu.

Merah yang mendengar pertanyaan itu tertawa dan tentu saja Lysandra mendengarnya dengan jelas, membuat amarah semakin menguasai hati.

"Tidak perlu khawatir! Kekuatannya hanyalah pengendali tanaman! Kekuatan murahan yang tidak akan membuat percobaan kita gagal!"

Biru mengangguk dan kembali memandang Lysandra, begitupun dengan Hijau dan Jingga yang kembali mendekati keduanya.

Di dalam ruangan itu, tidak ada yang menyadari jika Lysandra sudah bersiap memberikan kejutan untuk mereka semua. Mengabaikan rasa panas di seluruh tubuh, perutnya yang terasa diaduk, dan napas yang semakin berat ... Lysandra mengepalkan tangan semakin erat membuat darah menetes dari kedua telapak tangannya, membasahi lantai besi yang ada di bawah Lysandra.

Pembalasan dariku ... akan segera dimulai!

Jingga mengerutkan kening saat melihat objek asing yang bergerak di bawah Lysandra. Bola-bola berwarna merah yang mulai terbentuk dan menggelinding ke arah mereka.

"Tuan, apa itu?" tanya Jingga seraya mundur ke belakang saat melihat bola-bola merah itu semakin dekat.

"Itu seperti ... bom?"

Lihat selengkapnya