⦈⦊︽⦉⦇
Lysandra berjalan beriringan dengan Verya yang sejak pagi sudah menjemputnya. Sedetikpun wanita itu tidak menjauh darinya.
Apalagi saat Lysandra berpapasan dengan beberapa Garda, Verya dengan cepat menghalangi orang-orang untuk melihatnya dengan tubuhnya yang tinggi itu.
"Sudah datang rupanya. Anda tampak lebih baik, Nona."
Lysandra mengangguk sopan ke arah Kaidirien yang sudah ada di dalam ruangan bersama yang lainnya dan segera duduk di kursi kosong yang ada di dekat Kieran.
"Baiklah, karena semua sudah hadir mari kita mulai pertemuan kali ini. Silahkan paparkan semua bukti yang sudah kalian temukan!"
Kieran adalah orang pertama yang bersuara. Pria muda itu mulai menjelaskan semua bukti yang didapatnya, dari penyelidikan bersama Lysandra hingga penjelasan dari sosok berpakaian serba hitam yang mereka tangkap di tempat Lysandra ditemukan.
Mereka semua secara bergantian bersuara, termasuk Verya yang memberikan pendapat dengan tenang.
"Jadi Neasten (Pasukan Pemberontak) membuat ulah lagi? Sikap diam mereka memang mencurigakan dan ternyata mereka sedang mempersiapkan rencana yang jauh lebih licik dari sebelumnya."
Kieran mengangguk. Pasukan pemberontak (Neasten) memang sudah menjadi musuh abadi Garda sejak Agarkan terbentuk. Mereka yang menolak bergantung dengan teknologi dan memaksa manusia untuk kembali menguasai dunia bawah. Mereka tidak lebih dari orang-orang tamak yang haus akan kekuasaan.
"Kami menelusuri area tersebut dan banyak menemukan jejak percobaan kepada manusia lainnya. Kami juga menemukan beberapa racun mematikan dalam tabung kaca di sana, Jendral!" ungkap Kieran seraya memperlihatkan foto-foto berisi hasil penelusuran Garda di tempat tersebut.
Mata Lysandra tertuju ke salah satu foto yang ditunjukkan Kieran, membuat meja bundar itu kembali diam.
"Mereka ... ingin menciptakan prajurit terkuat untuk melawan pemerintah. Sebuah revolusi dengan mengorbankan banyak nyawa."
Kaidirien beralih memandang Lysandra yang akhirnya bersuara. Sorot mata yang tenang, tetapi jelas menyimpan segala amarah di sana. Jika menelisik sejarah yang terjadi, tidak terhitung korban dari distrik Vitalion akibat percobaan tidak manusiawi Neasten dan yang paling terkenal adalah tentang seorang gadis bernama Neyira.
Neyira menjadi subjek percobaan Neasten disaat usianya 20 tahun, gadis yang memiliki kekuatan api itu menggila dan hampir membakar sebagian dari daratan Vitalion yang tandus.
Garda berhasil menangkapnya dan membawa Neyira ke Arkavia. Di sana gadis itu bertemu dengan perwakilan distrik Cygnus serta Nexus untuk diperiksa lebih lanjut dan setelah itu kabar tentang Neyira hilang begitu saja.
Tiga bulan kemudian, keluarga Neyira yang tidak puas dengan jawaban tentang keadaan gadis itu memutuskan untuk mengunjungi Arkavia dan betapa terkejutnya mereka saat sampai di sana.
Perwakilan Cygnus dan Nexus yang bertemu dengan mereka saat mengantarkan Neyira ternyata adalah anggota Neasten dan bisa ditebak apa yang terjadi kepada gadis itu selama tiga bulan belakang.
Salah satu kejadian yang diingat masyarakat tentang Neyira adalah penyerangan brutal yang dilakukannya selama satu minggu di seluruh Agarkan. Neyira yang otaknya sudah dicuci oleh Neasten tampil berbeda dari yang terakhir orang-orang ingat. Rambut yang dahulu hitam berubah menjadi putih, mata yang dulunya hitam berubah menjadi kuning diikuti dengan kuku panjang serta duri tajam di lengannya.
Neyira berubah menjadi monster yang agresif dan terhitung banyaknya korban jiwa yang berjatuhan akibat teror tersebut. Tujuan Neasten saat itu tetap sama, yaitu sebuah Revolusi.
Mereka menolak hidup dengan banyak teknologi dan mengandalkan Aerosphere sebagai alat bertahan hidup. Selain itu mereka juga menyuarakan tentang padatnya populasi Agarkan yang membuat sumber daya semakin sulit didapat.
“Seperti yang terjadi dengan Neyira. Orang-orang itu merubahnya menjadi mesin pembunuh! Neyira yang bahkan untuk memukul nyamuk pun ragu, hari itu berubah membunuh manusia tanpa ampun!”
Lysandra mengepalkan tangan, baginya Neyira bukan hanya sekedar masyarakat Vitalion. Baginya Neyira adalah sahabat sekaligus keluarga yang sudah bersama sejak kecil. Selalu bersama tanpa pernah terpisah, tanpa pernah saling melukai. Hingga pada akhirnya Lysandra sendiri yang mengakhiri hidup Neyira.
“Aku melihatnya menangis. Tubuhnya di luar kendali dan saat itu Neyira mengatakan sebuah rahasia kecil kepada kami, tentang apa yang sebenarnya Neasten ingin lakukan. Sebuah revolusi untuk mengurangi populasi Agarkan dan rumor tentang penyebaran racun melalui Aerosphere!”