Oxygen Paradox

White Blossom
Chapter #16

#16 Menuju Revolusi

⦈⦊︽⦉⦇

Berbagai ledakan terdengar di setiap sudut Arkavia. Aerosphere yang ada di atas kepala setiap orang tiba-tiba meledak dan menghasilkan arus listrik yang menghancurkan kaca serta benda-benda di sekitar. 

Gedung berlantai sepuluh yang menjadi tempat pertemuan itu hanya tersisa sebagian. Asap hitam membumbung tinggi diikuti dengan teriakan kepanikan dari segala arah. Api mulai membakar lantai dasar gedung pertemuan diikuti dengan jeritan dari mereka yang terkubur di bawah puing

“Jangan gunakan Aerosphere! Buang benda itu!”

Teriakan lain terdengar. Beberapa Garda yang selamat dari serangan segera membantu evakuasi. Tidak ada Aerosphere di atas kepala mereka, hanya ada Pneuma yang membantu mereka mendapatkan pasokan oksigen selama lima jam ke depan. 

“Kepala seluruh Garda! Cari korban dan evakuasi mereka semua ke tempat yang aman. Di mana pun kalian menemukan Aerosphere, buang benda itu jauh-jauh!”

Perintah diturunkan kepada setiap Garda di seluruh wilayah Agarkan. Kekacauan terjadi di mana-mana dan masing-masing distrik menghadapi ancaman bencana tersendiri.

Ciiit citttt Cit

Di balik reruntuhan gedung pertemuan yang mulai terbakar, suara Silpon bersatu dengan ledakan yang semakin menggema. Lysandra tersenyum samar saat melihat Silpon berhasil menciptakan dinding beton untuk melindungi dirinya.

Meskipun tidak sepenuhnya aman, setidaknya Lysandra berhasil terhindar dari luka fatal. Silpon mendekat saat melihat wajah Lysandra yang kembali pucat. Darah menggenang di sekitar kakinya, betis Lysandra robek terkena potongan besi yang entah dari mana datangnya. Tangan kirinya juga terkilir dan beberapa memar lain hadir di tubuh Lysandra.

“Tidak apa-apa, Silpon. Aku baik-baik saja. Luka ini akan segera membaik,” ujar Lysandra seraya mengusap lembut bulu makhluk kecil itu.

Ciiit cit ciiit

Lysandra kembali tersenyum saat melihat air mata di kedua mata biru itu, sedangkan Silpon menggosokkan kepalanya ke dada Lysandra berusaha meredam rasa khawatirnya. Tanah di sekitar kembali bergetar membuat Lysandra segera waspada.

Aku tidak melihat guru Shuan di pertemuan tadi. Tidak mungkin dia tidak datang … pemimpin distrik juga tidak terlihat. Apa Vitalion baik-baik saja? pikir Lysandra berusaha berdiri dengan sisa tenaganya.

Wanita itu meringis saat darah kembali keluar dari luka di betis, membuat pergerakannya terhenti. Silpon yang melihat hal itu kembali bersuara dan yang dilakukan Lysandra hanyalah menenangkannya seraya mengusap bulu coklat lembut itu.

Aku harus membalut luka ini terlebih dahulu! batin Lysandra mengeluarkan kekuatan pengendali tanaman miliknya.

Beberapa lembar daun pisang dan juga akar tanaman rambat segera dibalutkan Lysandra ke luka robek di betis, meski menahan rasa sakit pertolongan pertama itu berhasil dan darah tak lagi keluar.

Ciitt ciitt ciitt

Lysandra menoleh saat mendengar suara Silpon. Api yang membakar lantai gedung semakin besar dan mulai merambat ke area tempat Lysandra berada. Silpon tanpa perintah dari Lysandra segera mengeluarkan bola-bola air dari mulutnya dan melemparkannya ke arah api yang hampir mengenai kaki Lysandra.

“Terima kasih … Silpon,” ujar Lysandra kembali tersengal.

Lihat selengkapnya