Oxygen Paradox

White Blossom
Chapter #17

#17 Sebuah Memori

⦈⦊︽⦉⦇

Kieran mengusap sudut mata Lysandra yang basah oleh air mata. Lima jam berlalu sejak dirinya membawa Lysandra ke tempat yang aman dan belum ada tanda-tanda wanita itu akan sadar.

Ruang perawatan itu memiliki empat tempat tidur dan semuanya terisi penuh oleh pasien yang belum sempat Kieran pastikan identitasnya. Di belakangnya ada Kaspar yang sedang sibuk mengutak-atik tablet pintar miliknya, mencari informasi serta mencari solusi dari bencana yang terjadi. 

“Keadaan saat ini benar-benar buruk. Musuh memanfaatkan pertemuan itu untuk serangan.”

Kieran melirik Kaspar dan mengangguk. Pandangan matanya kembali ke wajah Lysandra yang masih pucat. Infus masih terpasang di punggung tangan kanan Lysandra, juga perban yang menutupi luka di betis sang wanita. Namun, yang menjadi tanda tanya bagi Kieran dan tenaga medis lainnya adalah luka-luka Lysandra yang perlahan sembuh.  

“Apa dia memiliki kekuatan healing?” tanya Kaspar kembali memecah hening di dalam ruangan.

Kieran melirik saudara kembarnya itu dan menggeleng samar. “Aku rasa tidak. Yang aku tahu kekuatan yang dimilikinya adalah pengendali tanaman.”

Kieran menjeda kalimatnya dan kembali mengusap air mata di sudut mata Lysandra. “Apa mungkin seorang Vitalion memiliki dua kekuatan?”

Kaspar mengalihkan pandangan dari tablet pintar miliknya, lalu melirik ke arah Lysandra seraya mengedikkan bahu. Tidak pernah ada jurnal ataupun penelitian yang membahas hal tersebut. Bagi Kaspar yang sebagian besar menghabiskan waktu di bidang penelitian, meskipun hal itu di bidang teknologi, topik tentang Vitalion dan kekuatannya adalah hal favorit Kaspar.

“Aku bisa mencari tahu hal itu jika kamu masih penasaran, Kieran. Tidak sulit menemukannya, aku bisa meminta bantuan seniorku,” tawar Kaspar yang dibalas gelengan kepala oleh Kieran.

“Tidak perlu. Untuk saat ini lebih baik mengamati. Aku tidak ingin membuatnya tertekan, terlebih dengan fakta tentang dua orang itu.”

Kaspar mengangguk dan kembali berkutat dengan tablet pintar miliknya. Jeda hening yang terjadi di antara keduanya pecah saat tirai yang menutupi tempat Lysandra terbuka membuat si kembar menoleh dan bertemu pandang dengan penghuni ranjang pasien sebelah.

Mata kuning emas yang memandang tajam kedua pria tersebut beralih ke wajah Lysandra. Helaan napas lega keluar dari mulut sang wanita. Baik Kieran maupun Kaspar tetap diam hingga menunggu wanita itu bersuara.

“Apa kalian … mengetahui sesuatu tentang saudaranya?”

Kaspar mengerutkan kening. “Kenapa kamu ingin tahu soal itu, Nona Council? Bukan urusanmu juga, kan?”

Nona Council adalah panggilan yang sering digunakan Kaspar kepada sosok di depannya yang tak lain adalah Verya Madesu. Wanita yang terkenal dengan kritik keras terhadap pemerintah dan sudah sering keluar masuk karantina.

“Sudah lama tidak bertemu denganmu, Nona Council. Apa lukamu baik-baik saja?”

Kaspar kembali bertanya membuat Verya bersungut kesal saat menyadari Kaspar mengalihkan pembicaraan. 

“Berhentilah bersikap sok peduli!” sergah Verya yang dibalas tawa oleh Kaspar. Tirai yang ada di samping tempat tidur Verya juga ikut terbuka dan sosok Laraen hadir di sana dengan perban yang melingkari kepalanya.

Lihat selengkapnya