Pacar Bayaran

sukadmadji
Chapter #15

Serangan Di Hutan Jati


Malam itu, konvoi pengawal kontainer Kiem Tekstil melaju di jalanan sepi Situbondo. Lampu-lampu kendaraan menerangi jalur berkelok di antara rimbunnya hutan jati. Di barisan depan, Candra, Joko, Budi, Reza, Dika, dan Arif waspada di atas motor mereka, mata mereka terus mengawasi sekitar.


Di belakang, Bos Kiem duduk di kursi belakang mobil mewahnya, dengan sopir pribadi yang fokus mengemudi. Meski kelihatan tenang, sebenarnya ia terus memantau keadaan dengan perasaan was-was. Terlalu banyak insiden perampokan belakangan ini, dan ia tidak akan membiarkan satu kontainer pun jatuh ke tangan mafia.


Tiba-tiba—


BRAK!


Suara pohon tumbang menggema di jalanan, membuat kontainer dan semua kendaraan berhenti mendadak. Dari balik kegelapan, puluhan pria bersenjata muncul, menghadang dengan wajah penuh percaya diri.


"Sial!" umpat Candra, segera menarik pistolnya.


Seorang pria berjas hitam, pemimpin kelompok mafia, melangkah ke depan dengan senyum dingin. "Bos Kiem, sudah lama kita tidak bertemu. Kali ini, kami ambil barangmu."


Bos Kiem menghela napas panjang, lalu membuka pintu mobilnya. Dengan tenang, ia keluar dan berdiri tegap. "Kalau kau ingin barangku, kau harus bertarung lebih keras, Nak."


Seketika, suara senjata dikokang terdengar dari kedua belah pihak.


Dor! Dor!


Baku tembak pun pecah!


Anggota Naga Hitam berlindung di balik kendaraan, membalas tembakan dengan cepat. Candra dan Joko memimpin perlawanan, sementara Dika dan Arif menembak dari posisi strategis. Namun, jumlah mereka kalah banyak. Mafia semakin mendekat, membuat situasi semakin genting.


Tiba-tiba—


RAUNGAN MESIN MOGE MENGGEMA DI KEGELAPAN!


Puluhan motor gede muncul dari sisi jalan dengan kecepatan tinggi, lalu berhenti membentuk barisan. Para pengendara berpakaian serba hitam dengan helm full-face segera turun. Tanpa basa-basi, mereka mengeluarkan senjata dan langsung menyerang geng mafia.


Suara tembakan kembali menggema, tapi kali ini mafia yang terdesak!


"Siapa mereka?" tanya Joko sambil menembak.


"Aku tidak tahu, tapi mereka membantu kita!" sahut Candra.


Dalam hitungan menit, kelompok mafia mulai panik dan mundur. Pemimpin mereka berteriak, "SIAL! KITA PERGI!"


Mereka langsung melarikan diri ke dalam hutan, meninggalkan kendaraan dan senjata mereka.


Lihat selengkapnya