Panasnya sinar matahari menyelimuti sebuah pohon bunga sakura jawa yang menjulang tinggi di depan rumah seorang gadis yang bertempat tinggal di perumahan Pakuwon, Karang Tengah, kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Burung-burung yang bercuitan begitu indah hingga menjadi seperti melodi yang menghasilkan sebuah nada di dalam kurungan yang sudah terdapat makanan dan minuman, semakin membuat mereka saling bersahutan satu sama lain, seolah tak mau kalah jika yang sebelah timur bercuitan dengan suara lantang, yang barat pun akan ikut lebih lantang, mereka saling beradu di depan rumah polisi perhutani, tetangga gadis itu. Satu bunga sakura jawa itu jatuh dari tangkainya, mengenai wajah seorang gadis cantik dengan setelan kaos berlengan pendek berwarna merah dengan gambar pantai dan celana pendek selutut dengan warna abu-abu, juga rambut hitam panjangnya yang dibiarkan terurai dan jepit rambut di poni sebelah kanannya sedang terlelap di kursi depan rumahnya, lebih tepatnya di depan jendela.
Di hadapannya sudah terdapat meja dengan tergeletaknya secangkir teh hangat, buku, laptop, dan juga ponselnya. Siapa lagi bukan Nurul. Melipat lengannya di atas meja dan menumpukan kepalanya di sana. Bunga sakura jawa itu terjatuh tepat mengenai kedua kelopak matanya yang tertutup rapat. Karena terkejut dengan apa yang jatuh di wajahnya, gadis itu pun terbangun dari tidur lelapnya.
"Ugh, apa ini?" Ujarnya, indra penciumannya pun mencium bau khas serbuk sari dari bunga sakura jawa tersebut.
Membuka sedikit demi sedikit kedua kelopak matanya, mengerutkan kening, menetralkan cahaya matahari yang masuk ke dalam dua buah bola matanya. Ia sangat mengantuk karena semalam sudah memforsir tubuhnya untuk membuat proposal skripsi.
Pagi tadi pun sehabis mandi sekitar pukul 07.00 sampai sekarang pukul 09.00 dirinya terus berkutat dengan laptop dan buku-bukunya, hanya saja bedanya kalau semalam di kamar dan sekarang di luar rumah, supaya lebih banyak inspirasi, pikirnya.
"Hoam, ternyata lama sekali aku tertidur." Ujarnya lagi, sambil menguap sedikit dan berusaha untuk menegakkan tubuhnya ke posisi duduk.
Menyimpan file proposal skripsinya dan menshutdown laptopnya. Menyeruput sedikit teh yang kini sudah menjadi dingin itu. Ketika ia sudah menenteng laptop dan buku-bukunya untuk dikembalikan ke dalam kamar, baru saja berdiri, suara yang berasal dari ponsel mengejutkannya. Ia pun kembali duduk, meletakkan lagi laptop dan buku-bukunya ke meja dan membuka ponselnya untuk membaca isi pesan dari sang pengirim.
"Sayang, ayo kita jalan-jalan. Kau pasti bosan kan di rumah?" Begitulah sekiranya isi pesan dari si pengirim.
Siapa lagi kalau bukan Haris, kekasih Nurul. Yang berani memanggilnya dengan sebutan 'sayang' selain Bapak dan Ibunya ya Haris, kekasihnya. Sudut bibirnya tertarik ke belakang, seolah mengembalikan semangatnya yang hilang karena kepikiran skripsi.
Tak lama setelah membalas pesan itu, Nurul segera bersiap-siap mengganti bajunya untuk pergi bersama sang kekasih. Syukur-syukur sebagai refreshing supaya otaknya bisa bekerja kembali ketika mengerjakan skripsi.
Selesai bersiap, Nurul menunggu di depan rumahnya dengan setelan kaos panjang warna biru muda dan celana jeans warna hitam. Rambutnya pun dikepang satu, ditaruh di pundak sebelah kanannya supaya terlihat lebih rapi. Ia pun tak lupa untuk membawa helm yang sudah bergantung di kedua tangannya.
Karena Bapak dan Ibunya pergi bekerja, Nurul tidak perlu berpamitan dengan siapa pun, karena dia hanya anak tunggal. Toh perginya hanya sebentar, pikirnya. Tak menunggu lama, Haris datang dengan motor matic berwarna hitamnya. Dengan isyarat dari Haris, Nurul segera menaiki motor dan mereka berdua segera pergi.
.
Di sebuah taman dengan sungai yang berada di tengah pohon-pohon rindang dan bunga-bunga kecil yang mengelilinginya membuat kesan asri dari taman tersebut. Disinilah Haris mengajak Nurul. Nurul sangat senang karena pemandangan taman penuh dengan dedaunan hijau dan warna-warni bunga.
Sambil sesekali berswafoto bersama dengan Haris, mereka juga berjalan-jalan di sekitar taman hingga menemukan sebuah kursi panjang dan duduk di sana. Meminum minuman yang dibelinya ketika berjalan-jalan disekitar taman. Ketika sedang asik bermesraan, Haris membicarakan tentang hubungan mereka.