Pacar Online 2021

Nurul Adiyanti
Chapter #13

Pelanggan Pertama

“Kakek!” Sang Kakek merentangkan kedua tangannya, memberi tanda kepada cucu-cucunya untuk segera memeluknya. Tanpa ba... bi... bu... mereka langsung memeluk tubuh yang sudah tidak sekuat saat masih muda. Sang Kakek melepas pelukannya.

“Kalian kemana saja sih? Kakek sudah lama menunggu kalian mengunjungi rumah Kakek, tapi kalian sama sekali tak berkunjung, padahal kan kita masih satu desa, meskipun berbeda RT, hahaha,” Sang Kakek memulai pembicaraan.

“Kami juga selalu di rumah, Kek. Kan selama pandemi covid-19 memang gak boleh kemana-mana. Jadi kami hanya di rumah dan keluar ketika ada kepentingan mendadak saja,” Ian menjelaskan pada lelaki tua tersebut.

“Siapa yang datang, Drin?” Sahut suara seorang wanita paruh baya dari dalam ruang keluarga yang terdengar sampai ruang salon.

“Kakek, Ma!” teriak Aldrin. Tak lama setelah itu, Bu Lita, wanita paruh baya yang bertanya kepada Aldrin tadi keluar menuju ruang salon.

“Ayah!” Panggil Bu Lita sambil berjalan menuju Sang Ayah dan memeluk sebentar dan meminta Sang Ayah untuk masuk ke ruang keluarga, duduk dan berbincang-bincang di sana. Begitupun dengan Ian dan Aldrin.

“Lita, dimana Rina?”

“Rina sedang di toko, Yah. Kan dia harus jualan,”

“Oh iya ya.”

“Ayah sudah dari tadi ya?”

“Tidak juga. Ayah kesini karena mendengar berita kalau cucu-cucu Ayah ini sudah mulai belajar tentang salon, terutama potong rambut kan?”

“Hahahha, iya, Yah. Mereka sudah bisa memotong rambut dengan rapi. Kan ada alat nya. Hahaha,” Bu Lita pun tertawa.

“Iya Kek, mau yang motong siapa dan model gimana nih? Kami bisa semuanya, hehe,” tawar Aldrin.

“Hmm, bagaimana kalau kalian berdua saja? Kakek ingin lihat, bagaimana skill kalian dalam hal salon.Ian memotong sebelah kanan dan Aldrin sebelah kiri, bagaimana?”

“Tapi nanti hasilnya aneh Kek kalau begitu,” protes Ian.

“Tidak masalah, lagian Kakek ini sudah tua, rambut juga udah putih begini, tidak masalah jika tidak sepadan atau tidak sama,”

“Baiklah jika itu mau Kakek, aku sih ayo aja. Hahahah,” Aldrin tertawa mendengar penjelasan Kakeknya. Bu Lita pun ikut tertawa karena Sang Ayah meminta hal yang tidak biasa kepada cucu-cucunya.

“Oh ya, ngomong-ngomong dimana Arvin dan Gibran? Dari tadi aku tidak melihatnya,” Sang Kakek menamyakan keberadaan cucu mereka yang lainnya.

“Mereka sedang bermain di kamar, Yah. Biasa, bermain PS,” jawab Bu Lita.

“Oh, Pantas saja mereka tidak menyadari kedatanganku,”

“Mau dipotong kapan ini, Kek? Atau mau bertemu yang lainnya dulu?” Celetuk Ian.

“Ya sekarang saja, ngapain nunggu nanti-nanti, malah Kakek keburu pulang.” Tolak Sang Kakek. Bu Lita yang melihatnya pun tertawa lepas karena kelakuan Ayah dan anak-anaknya itu.

_

Lihat selengkapnya