"Siapa, Yan?"
"Kak Gonzales, dia Yurika, teman sekolahku dulu,"
"Oh Yurika, dia kan memang berlangganan disini, Yan. Eh iya, Yurika ingin sekadar bertemu dengan Ian atau ikut nyalon seperti pelanggan lain?" Tanya lelaki yang disebut-sebut dengan nama Gonzales itu.
"Nyalon dulu aja, Kak. Tapi juga ingin bertemu dengan Ian dan berbincang-bincang dengannya," Jawab Yurika sambil tersenyum. Ian hanya tersenyum kecut dan masih berdiri mematung tanpa membalas perbincangan mereka.
"Wah, sangat bisa tuh, hahaha. Ingin diapakan rambutnya? Diwarna kah? Atau hanya potong aja?"
"Dipotong aja, Kak Zales. Sebahu ya, dan jangan lupa poniku juga dipotong,"
"Ah, baiklah. Tasyaaa! Kau layani Yurika ya!" Gonzales meminta Tasya untuk melayani Yurika.
"Siap Kak Zales!" Tapi sebelum itu, Yurika sempat memegang pergelangan tangan Ian. Ian yang sudah bersiap untuk bekerja pun berbalik karena ada yang menahan tangannya.
"Ian, nanti kita bicara ya," Yurika memohon kepada Ian.
"Iya, kalau gak ada pelanggan lelaki aku pasti akan bicara denganmu," Balas Ian.
"Tidak mengganggu waktu kerjamu kan?" Ian menggeleng.
"Tidak, santai saja, Yur," Ian tersenyum dan melepas genggaman tangan Yurika di pergelangan tangannya. Ia pun berbalik membelakangi Yurika.
'Kenapa, Yur? Kenapa kau datang lagi dalam hidupku? Bahkan setelah kau menolakku waktu itu. Kenapa? Begitu susah aku mencoba untuk melupakanmu, dan sekarang kau kembali lagi?' Batin Ian
***
Di sebuah kamar dengan nuansa cat warna putih, terdapat seorang gadis yang sedang berkutat dengan skripsinya. Duduk di sebuah kursi yang di depannya sudah terdapat meja belajar juga laptopnya yang menyala. Semalaman dirinya sudah mengerjakan skripsi bahkan sampai lupa waktu. Bahkan sudah tidak mengenal lagi yang namanya waktu luang. Waktu luang pun digunakannya hanya untuk mengerjakan skripsinya.
Hingga kini, gadis itu mulai menulis skripsi bab 1 sampai bab 3. Dosen pembimbing 1 sudah memintanya begitu. Tapi karena dosen pembimbing 2 sangat lama dalam mengoreksi, jadi gadis itu memutuskan untuk ke dosbing 1 terlebih dahulu. Dosbing 2 juga susah mendapatkan ACC, bahkan sampai Gadis itu menangis setiap harinya. Siapa lagi kalau bukan Nurul.
Pagi ini, Nurul sedang mengerjakan revisi dari bab 1 sampai bab 3 yang dari dosbing 1. Sang Ibu hari ini libur bekerja karena memang diliburkan untuk sementara waktu selama 2 hari, membuat Nurul tidak kesepian lagi. Seperti pagi ini, Sang Ibu sedang memberikan sarapan berupa roti dan teh hangat yang disediakan di meja belajar yang ada di kamar Nurul.
"Fokus boleh, tapi sarapan jangan sampai lupa ya," suara Sang Ibu membuyarkan pandangan Nurul yang sedang melamun di depan layar laptopnya.
"Hehehe iya, Bu," Nurul tersenyum menggigit roti yang diberikan ibunya tadi.
"Sudah sampai bab berapa memangnya?"