Pacar Online 2021

Nurul Adiyanti
Chapter #24

Membuka Toko

Di malam yang begitu sunyi, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Namun gadis cantik dengan setelan baju tidur yang melekat di tubuhnya itu tidak bisa tidur, Ia terus memikirkan lelaki yang ditemuinya seharian ini usai rapat dengan Pak Galang.

Nurul masih tidak mengenali jika lelaki yang ditemuinya itu adalah Ian, lelaki yang sempat dicintainya dulu ketika masih masa-masa skripsian. Ian pun juga demikian, mereka sudah lama tidak berkomunikasi sehingga sudah saling melupakan satu sama lain wajah dari orang yang pernah mereka cintai secara virtual. Nurul berdiri di depan jendela kaca kamar hotelnya, melihat kearah langit juga lampu-lampu rumah yang terlihat sangat kecil namun terang benderang.

"Entah kenapa setiap aku dekat dengan lelaki itu, aku merasa tidak asing ya dengan wajahnya? Aishh, lagian ngapain aku jadi mikirin si lelaki ceroboh itu? Udah lah mending tidur aja." Nurul menutup tirai yang ada di jendela kaca hotel, berjalan ke kasur, merebahkan tubuhnya, menutupnya dengan selimut dan mulai menutup matanya lagi. Mencoba untuk masuk ke alam mimpi.

_

Suasana di pagi hari begitu sejuk membuat orang selalu ingin bangun pagi dan memulai aktifitasnya. Di salon Lita kini sedang sepi pengunjung, tinggallah Tasya, Gonzales, Bu Lita, dan Aldrin yang duduk di salon menunggu pelanggan datang. Aldrin hanya duduk termenung di depan kaca salon sambil melihat wajahnya sendiri.

"Ma, kapan Ian pulang? Rasanya begitu sepi jika tanpa Ian begini, gak ada temen main," Aldrin dengan wajah sedih nya di depan kaca. Mamanya yang duduk di bangku antrian pelanggan pun dengan cepat menanggapi ucapan Aldrin.

"Kau main saja dengan teman sekolahmu dulu, dengan Reyhan ataupun Yoshep,"

"Tapi tetap saja terasa sepi Ma, tanpa Ian. Kalau mau main basket pun juga gak seru, kan Ian yang paling jago basket,"

"Ya main apa kek, kalau kamu nungguin Ian ya harus sabar. Kata Tante Rina, Om Galang akan pulang setelah 7 hari di Bali,"

"Lama juga ya ternyata,"

"Makanya, Mama tadi bilang, sabar,"

"Kau main dengan Arvin dan Gibran aja, Drin, seru tuh. Hahaha," Celetuk Gonzales.

"Iya, Drin. Ian biasanya juga main dengan mereka, bahkan dengan bocil-bocil lainnya. Hahahaha," Tasya menambahi.

"Lah? Masa iya sih aku harus main dengan bocil?"

"Hahaha, ya gak papa, Drin. Dari pada mainin cewek malah berabe ntar," Saran Gonzales.

"Dih, gak usah ngomongin cewek dong, Kak Zeles." Balas Aldrin yang semakin merenung di depan kaca salon.

_

Di Pulau Bali, tepatnya di hotel Quest terdapat seorang gadis yang di tangannya sudah siap membawa beberapa MMT yang akan dijual di toko sekitaran Pantai Tanah Lot Bali yang sudah disewa oleh Pak Galang. Ia sudah mempersiapkan taksi online untuk mengantarnya menuju ke sana. Ketika di dalam lift, Ia bertemu dengan lelaki yang sudah membawa kaos-kaos sablon. Karena tidak melihat adanya Nurul, ketika masuk lift, Ia pun tidak sengaja menabraknya.

Bruk!

"Kau! Sial! Kenapa sih setiap aku bertemu denganmu selalu saja sial!" Ucap Ian. Nurul hanya melirik sebentar dan menghadap ke pintu lift lagi.

Lihat selengkapnya