Pacar Online 2021

Nurul Adiyanti
Chapter #28

Nurul Sakit?

Pagi ini, sekitar pukul 07.00, Pak Supri beserta dengan dua orang putranya dan satu kemenakannya itu sudah sampai di bandara I Gusti Ngurah Rai Bali untuk perjalanan pulang ke Jawa Tengah. Sekarang mereka sedang berada di loket untuk mengambil tiket pesawat yang sudah di pesan lewat online semalam. Namun, ketika membuka dompet untuk menyimpan tiket, Nurul baru sadar kalau KTPnya tidak ada di dompetnya.

"Paman, KTPku tidak ada di dompet, sepertinya terjatuh ketika aku mengambil uang untuk membeli sarapan tadi," Ucapnya dengan wajah panik.

"Ya sudah, dicari dulu, Rul. Anto, temani Nurul mencari KTPnya, cepat ya. Kalau tidak, nanti kita akan ketinggalan pesawat."

"Baik, Ayah. Ayo Rul." Anto dan Nurul pun berlari ke tempat ketika mereka membeli sarapan tadi.

_

Di sisi lain, sekitar pukul 06.00, Ian keluar dari kamar hotelnya, berjalan menuju lift untuk turun dan bertanya pada resepsionis tentang di mana kamar Pak Supri dan keluarganya berada.

"Kak, kamar dengan nama Pak Supri dan kedua putranya juga satu kemenakan perempuannya itu ada di mana ya?" Tanya Ian kepada gadis muda yang menjaga resepsionis.

"Kamar atas nama Bapak Supri sangat banyak. Coba yang lebih spesifik lagi kalau bertanya, mungkin, ciri-ciri orangnya, atau nama lengkap dari Bapak Supri yang Anda maksud itu yang siapa, Kak?"

"Ah, gimana ya." Ian pun mengacak rambutnya kasar.

"Oh? Ada salah satu keluarga Pak Supri yang namanya Nurul. Iya, Nurul. Coba carikan, Kak," Gadis resepsionis itu mencoba mencatinya dan akhirnya ketemu.

"Bapak Supri dengan kedua anaknya bernama Anto dan Prasetyo berada dalam satu kamar, di kamar 3.08 dan yang bernama Nurul di kamar sebelahnya, yaitu 3.09."

"Terima kasih, terima kasih banyak ya, Kak." Mata Ian berbinar senang. Gadis resepsionis itu tersenyum dan mengangguk.

Setelah mengetahui di mana kamar Nurul, Ian pun berjalan ke lift dan naik ke atas untuk bertemu dengan Nurul. Lift berhenti di lantai 3, Ian terus berjalan mencari nomor 3.09 yang terletak di tengah suatu lorong hotel. Ian terkejut, ketika melihat alat pel dan sekeranjang alat bersih-bersih di luar kamar 3.09. Ternyata di sana kamar itu sedang dibersihkan oleh pegawai hotel. Ian berdiri di depan kamar itu, masih dengan wajah bingungnya. Melihat kehadiran Ian, seorang lelaki pegawai hotel yang sedang membersihkan kamar itu pun bertanya padanya.

"Ada yang bisa saya bantu, Kak?"

"Kak, apakah orang yang menempati kamar ini sudah pergi?"

"Iya, Kak. Ada apa ya? Apakah ada barang yang tertinggal?"

"Ah, tidak. Apakah kau tahu, jam berapa mereka pergi?"

"Aku tidak tahu, tapi resepsionis memintaku untuk membersihkan kamar ini dari pukul 06.15 sampai sekarang."

"06.15 ya." Ian membuka ponselnya.

"Apa? Dan sekarang sudah pukul 06.30?" Ian terkejut, lelaki muda itu berpikir jika Pak Supri dan keluarganya sudah pergi dari hotel pukul 06.13 berarti mereka sudah berada di bandara dan bersiap untuk pulang ke Jawa. Dengan cepat Ian berlari keluar hotel untuk menghadang taxi dan tujuannya sekarang adalah bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

.

Di dalam taxi, Ian begitu gelisah. Bagaimana tidak? Jalan raya pagi ini begitu macet, dipenuhi dengan orang-orang yang berangkat kerja.

"Pak, tolong lebih cepat ya." Mohon Ian kepada supir taxi itu.

"Maaf, Mas, ini sedang macet, bagaimana bisa cepat?"

"Hah, pakai jalan pintas kek, Pak. Masa tidak ada jalan pintas yang lewat pedesaan?"

"Ada sih. Baiklah, kita lewat sana aja."

Tak menunggu lama untuk sampai bandara, tepat pukul 07.00 Ian sampai di bandara. Ia berlari ke dalam bandara, mencari keberadaan Pak Supri dan keluarganya tapi tidak ketemu. Karena tidak kunjung ketemu, Ian putus asa dan duduk di kursi bandara sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Hah... sepertinya mereka sudah berangkat. Pasti keluarga Pak Supri masih salah paham dengan Papa," Saat ingin bangkit dari duduknya, kaki ian seperti menyenggol sesuatu di lantai hingga terpental jauh.

"Apa itu?" Karena penasaran, Ian menghampiri benda itu dan mengambilnya.

"Ini kan KTP? KTPnya siapa ya?" Dia pun mencoba untuk membaliknya. Ian terkejut setelah melihat foto KTP itu.

Lihat selengkapnya