Pacar Online 2021

Nurul Adiyanti
Chapter #37

Pelaku

Gelapnya malam membuat semua orang lebih memilih untuk berada di rumah saja tanpa ingin keluar jika tidak ada hal yang penting. Namun, dua orang wanita paruh baya ini sedang berada di luar rumah karena mereka ingin membeli sembako dari toko yang letaknya ada di ujung jalan desa Gareng. Siapa lagi kalau bukan Bu Retno dan Bu Sindi yang baru saja membeli sembako di toko Bu Rina. Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang sambil mengobrol tanpa mengetahui bahwa ada seseorang memakai jubah serba hitam yang berada di tengah jalan mengahalangi langkah mereka.

“Bu Sindi, ngomong-ngomong si Ramil sekarang kerja di mana?” Tanya Bu Retno membuka pembicaraan.

“Di pabrik tekstil, Bu Retno. Dia bagian admin karena pintar komputer,” Jawab Bu Sindi sambil tersenyum.

“Oh, kenapa gak kuliah aja Bu? Kan sekarang kerja sambil kuliah bisa.”

“Dianya belum mau, Bu Retno. Mungkin kapan... ” Ucapan Bu Sindi pun terjeda karena tiba-tiba Bu Retno memegang tangan kirinya.

“Bentar Bu Sindi. Sepertinya ada orang mencurigakan di tengah jalan itu.”

“Eh iya, Bu. Kita putar balik saja yuk, lewat jalan lain.” Bisik Bu Sindi ke telinga Bu Retno.

Ketika mereka berbalik, sosok hitam itu juga ada di hadapan mereka dan semakin mendekat ke arah mereka dari sisi depan dan belakang. Yang dari belakang mengambil Bu Retno dan mencekik leher Bu Retno dan memojokkannya ke pohon besar, yang dari depan mengambil Bu Sindi dan membekap mulut Bu Sindi.

‘hmmmppp’

‘hkkkm’

“Sophia, seret Bu Sindi ke ruangan yang sudah kita siapkan!” Perintah gadis berjubah hitam itu yang ternyata adalah Yurika, sahabat dari Ian.

“Kau tahu, apa kesalahanmu hingga aku mengincarmu, Bu Retno?” Tanya Yurika yang membuat Bu Retno menggelengkan kepalanya.

“Kau telah menghinaku tadi di hadapan Bu Rina. Kau memang dari dulu tidak pernah berubah, Bu Retno. Dari dulu saat Ian masih berjerawat, mulutmu itu tidak bisa dijaga dan sering membully Ian barsama dengan Bu Tentrem. Jangan dikira aku tidak tahu, aku mengetahui segalanya. Banyak mata-mataku selama ini. Dan ketika tahu bahwa itu kau, aku sangat ingin sekali membunuhmu. Sama seperti sekarang ini!” Kuku pasangan yang panjang milik Yurika itu sampai menggores kulit leher Bu Retno hingga mengeluarkan darah karena saking tajamnya.

“M-ma-m-a-ma-aaf, Yur-ri-ka. T-to-lo-ng le-pas-kan ak-kku.” sahur Bu Retno dengan terbata. Yurika justru malah tertawa mendengar apa yang dikatakan Bu Retno barusan sambil semakin menekan kuat lehet Bu Retno.

“Tidak semudah itu, Bu Retno. Bahkan ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Jadi, selamat tinggal. Selamat menemui ajalmu.” Yurika menekan lebih dalam lehet Bu Retno hingga kehilangan nyawanya.

Setelah dirasa sudah tidak bernyawa, Yurika menyeret tubuh berisi Bu Retno ke arah bak sampah Desa Gareng berbentuk persegi dengan yang terbuat dari batu bata itu. menutupi tubuh Bu Retno dengan daun pisang yang masih segar dekat bak sampah yang telah dipotongnya menggunakan pisau kecil yang sempat dia keluarkan dari saku celananya.

Lihat selengkapnya