Pacar Online 2021

Nurul Adiyanti
Chapter #38

Kembali

Desa Gareng hari ini masih berduka cita atas meninggalnya Bu Retno yang secara dadakan itu. Suasana duka juga dirasakan oleh suami dan anak-anak Bu Retno. Setelah memakamkan mayat Bu Retno, warga desa pun berkumpul di rumah Bu Retno untuk membahas penhelidikan yang sampai saat ini belum terkuak juga siapa yang membunuh Bu Retno pada malam itu.

"Pak RT, sebenarnya siapa sih pembunuh Bu Retno? Kenapa belum tertangkap juga?" Tanya salah satu ibu-ibu desa Gareng.

"Entahlah, Bu. Hanya Bu Sindi yang tahu, tapi polisi juga belum mengabarkan apapun hingga detik ini mengenai masalah ini." Ucap salah suami Bu Retno.

"Kalau mengandalkan Bu Sindi sih saya hak yakin, Pak. Orang Bu Sindi juga malah diculik. Iya kalau balik dengan keadaan masih hidup, kalau enggak? Itu yang bahaya Pak."

"Iya sih, Bu. Tapi kami para bapak-bapak juga sudah berusaha mencari tahu, tapi tidak menemukan bukti apapun," sahut Pak RT.

"Hah, bagaimana enaknya ini? Apakah akan kita tunggu sampai semua bukti terkuak?" Tanya Bu Wati yang juga ada di sana.

"Hanya itu jalan keluarnya, Bu."

"Hah, baiklah. Yasudah kami pamit pulang dulu ya, Pak."

"Ya."

Mereka pun mulai bubar satu per satu untuk pulang ke rumah masing-masing. Ketika di perjalanan, Bu Rina dan Bu Lita pun berbincang mengenai kematian Bu Retno.

"Kak, masuk akal gak sih kalau misalnya Bu Retno itu dicekek sama seseorang?" Tanya Bu Rina.

"Masuk akal sih, Rin. Tapi, bisa juga kan itu adalah terkaman dari hewan buas seperti harimau," Kata Bu Lita santai menganggapi ucapan Bu Rina.

"Masa iya sih di desa kita ini ada harimau? Tapi kalau harimau justru gak masuk akal, Kak. Yakali, pas Ian waktu itu diajak ke hutan sama Yurika juga gak ada binatang apa-apa di sana. Malah yang ada hanya pohon-pohon besar dan juga kebun timun, kacang, dan lain sebagainya. Gak ada tuh yang namanya hewan buas itu," Jelas Bu Rina yang membuat Bu Lita menghentikan langkahnya.

"Berarti memang benar itu cekikan manusia, Rin. Setelah kau lihat kemarin ada bekas kebiruan jari tangan kan? Tidak mungkin jika itu berasal dari harimau, kalau harimau pasti hanya menggunakan kuku tajamnya saja, tidak ada bekas jari-jari tangannya," Tambah Bu Lita.

"Tapi kalau memang benar itu adalah ulah manusia, siapa yang membenci Bu Retno dan Bu Sindi hingga mereka harus mengalami kejadian tragis itu?" Tanya Bu Rina dengan wajah bingungnya sambil menerka-nerka. Keningnya berkerut sambil berpikir.

"Nah itu dia masalahnya, Kak. Dan yang gak masuk akal pula kau tahu, kemarin aku melihat bekas seretan Bu Retno dari dekat tokoku," sahut Bu Rina, seketika mata Bu Lita terbelalak lebar, seakan tidak percaya dengan yang Bu Rina katakan.

"Serius, Rin? Coba kita kesana, aku jadi penasaran apakah benar dari dekat jalanan tokomu itu?"

"Serius, Kak. Mana ada aku bohong. Yuk kita ke sana." Balas Bu Rina sambil menarik tangan sang kakak berjalan menuju tokonya.

Lihat selengkapnya